Peristiwa Daerah

5 Tahun, IPM Kota Cirebon Naik Hanya 0,54 Persen

Selasa, 18 Februari 2020 - 16:27 | 140.51k
Grafik kenaikan IPM Kota Cirebon dari tahun ke tahun. Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata kenaikan IPM   hanya 0,54 persen. (FOTO: Isitmewa)
Grafik kenaikan IPM Kota Cirebon dari tahun ke tahun. Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata kenaikan IPM hanya 0,54 persen. (FOTO: Isitmewa)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CIREBONBadan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat, pembangunan manusia di Kota Cirebon terus mengalami kemajuan. Dari data yang didapat pada tahun 2019, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cirebon mencapai 74,92, meningkat dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 74,35.

Menurut Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri, IPM tahun 2019 meningkat sebesar 0,57 poin atau tumbuh sebesar 0,77 persen dibandingkan tahun 2018. Adapun untuk pertumbuhan IPM selama 5 tahun terakhir (2014-2019), rata-rata sebesar 0,54 persen.

Advertisement

"Selama tahun 2019 ini, IPM di Kota Cirebon meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," jelasnya, Selasa (18/2/2020).

Joni menjelaskan, IPM di Kota Cirebon dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge), dan standard hidup layak (decent standard of living).

Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh Umur Harapan Hidup (UHH) saat lahir, yaitu jumlah tahun yang diharapkan dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk bertahan hidup, dengan asumsi bahwa pola angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi.

Grafik-kenaikan-IPM-Kota-Cirebon.jpg

Joni menambahkan, IPM juga dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.

Dengan demikian, lanjutnya, didapatlah fakta bahwa pada tahun 2019, masyarakat Kota Cirebon memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp 11,93 juta per tahun, meningkat Rp 533 ribu dibandingkan pengeluaran per kapita tahun sebelumnya.

"Terjadi peningkatan pengeluaran per kapita di tahun 2019, dengan kenaikan sebesar Rp 533 ribu," tuturnya.

Adapun dibandingkan dengan wilayah Cayumajakuning, lanjutnya, Kota Cirebon memiliki IPM tertinggi. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Kuningan sebesar 69,12, Kabupaten Cirebon 68,69, Kabupaten Majalengka 67,52 dan yang terendah berada di Kabupaten Indramayu sebesar 66,97.

Joni menjelaskan, IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan metode penghitungan direvisi pada tahun 2010.

BPS mengadopsi perubahan metodologi penghitungan IPM yang baru pada tahun 2014 dan melakukan backcasting sejak tahun 2010. IPM ini akan menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

IPM sendiri merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.

"Secara umum, pembangunan manusia Kota Cirebon terus mengalami kemajuan selama periode 2011 hingga 2019," pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES