Peristiwa Daerah

Mowilex Indonesia Bersama Kelompok Nelayan Bali Hijaukan Mangrove Tukad Mati

Jumat, 21 Februari 2020 - 14:17 | 58.06k
PT Mowilex Indonesia (Mowilex) kembali melanjutkan progran penghijauan, berkerjasama dengan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari Bali. (FOTO: Mowilex Indonesia)
PT Mowilex Indonesia (Mowilex) kembali melanjutkan progran penghijauan, berkerjasama dengan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari Bali. (FOTO: Mowilex Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – PT Mowilex Indonesia (Mowilex) kembali melanjutkan program penghijauan, penanaman pohon. Program yang berlangsung di Bali ini, bekerja sama dengan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari Bali.

Pogram penghijauan ini dilakukan dengan menanam bibit mangrove pada bagian daerah aliran sungai (DAS) Tukad Mati, Bali yang rusak dan gundul. Penanaman bibit pohon tersebut sekaligus merupakan rangkaian program menuju HUT Mowilex ke-50 pada tanggal 22 Maret 2020.

Advertisement

"Usia 50 tahun memliki makna mendalam bagi Mowilex yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia," kata Niko Safavi, CEO Mowilex.

Mowilex-Indonesia-2.jpg

Mowilex telah menjadi pelopor dalam pengembangan praktik ramah lingkungan sejak hari pertama beroperasi (1970), menjadi yang pertama memproduksi cat berbasis air di Indonesia dan perusahaan cat Indonesia pertama yang memiliki sertifikat CarbonNeutral®.

"Dalam ulang tahun ke 50 ini kami ingin membuat hal yang sangat menakjubkan dan kami setuju untuk terus melanjutkan program keberlanjutan yang bermanfaat secara langsung bagi masyarakat dan alam Indonesia khususnya," kata Niko.

Perwakilan  Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari, I Nyoman Sukra mengapresiasi Mowilex yang menyumbangkan 5.000 bibit pohon mangrove dan peduli terhadap kondisi DAS di Tukad Mati, Bali yang gundul.

Pria yang dikenal dengan Jero Mangku Dolphin ini juga memiliki mimpi jika 5.000 pohon tersebut telah tumbuh besar, ia ingin bersama para nelayan Patasari mengembangkan ekowisata dan juga dapat menjadi tempat untuk mempelajari berbagai hal yang terkait dengan mangrove.

“Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri buat kami jika nanti ada yang datang mengunjungi tempat ini, saya bisa bercerita bahwa ini merupakan salah satu kontribusi perusahaan sebesar Mowilex yang berusia 50 tahun,” katanya.

Sebagai informasi, Tukad Mati merupakan aliran sungai memiliki fungsi utama sebagai drainase wilayah perkotaan, di Bali. Jika area DAS terganggu maka dapat berimbas kepada daerah sekitar yang dapat menyebabkan banjir ke berbagai lokasi, salah satunya daerah kawasan Kuta dan Seminyak, Bali.

Mowilex-Indonesia-3.jpg

Perwakilan dari Direktur Kemitraan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Hasnawir, menyampaikan pihaknya sangat mendukung dan mengapresiasi Mowilex atas bantuannya menanamkan 5.000 bibit pohon mangrove. Upaya inisiatif seperti yang dilakukan oleh Mowilex yang berkolaborasi dengan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari ini perlu dicontoh oleh berbagai pihak, bergotong royong dan semangat seperti itu perlu ditularkan kepada yang lain

“Indonesia dikaruniai ekosistem mangrove terluas dan memiliki tipe mangrove terlengkap di dunia. Ini juga merupakan sumber daya alam,” jelasnya.

Acara ini dihadiri langsung oleh Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan, turut hadir pula para pejabat daearah, instansi setempat, pemuka adat dan mahasiswa dari Jepang. Bibit pohon mangrove yang ditanam pada hari ini berjenis Rhizophora Mucronata, salah satu jenis mangrove dengan tingkat pertumbuhan lebih cepat.

Chief Marketing Officer Mowilex, Anna Yesito Wibowo, mengatakan pohon memiliki arti yang sangat sakral bagi Mowilex. Karena pohon bisa dibilang sebagai pusat kehidupan.

"Saat ini Mowilex sedang mempersiapkan kepesertaan masyarakat secara daring agar khalayak dapat berpartisipasi menjadi ‘orang tua asuh’ bagi pohon-pohon yang akan kami tanam selanjutnya," tambahnya

Program penghijauan ini merupakan salah satu upaya menyambut ulang tahun yang ke 50, Mowilex memiliki komitmen untuk menanam 50.000 bibit (berbagai jenis) pohon disesuaikan dengan kebutuhan lahan di berbagai wilayah di Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Bandung

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES