Peristiwa Daerah

Gapoktan Karanganyar Tangkal Hama Tikus dengan Burung Hantu

Minggu, 23 Februari 2020 - 20:52 | 163.12k
Gapoktan Jaten Karanganyar memanfaatkan burung hantu untuk menangkal hama. (Foto: Mukhtarul Hafidh/Times Indonesia)
Gapoktan Jaten Karanganyar memanfaatkan burung hantu untuk menangkal hama. (Foto: Mukhtarul Hafidh/Times Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, KARANGANYAR – Para petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar memiliki cara tersendiri untuk mengusir hama tikus. Yakni dengan memanfaatkan burung hantu jenis Tyto Alba.

Ketua Gapoktan Jaten Karanganyar Heri Susanto mengatakan, ide penggunaan burung hantu tersebut didapatkan dari hasil study banding ke wilayah pertanian di Kabupaten Demak, Jawa Tengah tahun lalu. Dan kebetulan, hama tikus diawal tahun 2020 ini mulai kembali merebak.

Advertisement

Gapoktan-Jaten-2.jpg

"Saat ini memang hama tikus sudah mulai merebak khususnya di wilayah Jaten. Dan ide ini kami dapat saat melakukan study banding ke Demak yang sudah manfaatkan burung jenis Tyto Alba ini," cerita Heri.

Pemanfaatan burung hantu jenis Tyto Alba itu dinilai efektif menangkal serangan hama tikus dibandingkan dengan menggunakan jebakan racun atau operasi tangkap tikus. Pasalnya dalam kondisi cuaca hujan, racun tikus mudah hanyut tersapu air dan proses operasi tangkap tikus akan lebih sulit.

"Kita sempat melakukan gropyokan tikus sama pakai racun tikus. Tapi di musim hujan seperti ini susah, dan kurang efektif, kadang racunnya hanyut kena air. Jadi burung hantu ini lebih efektif," ucap Heri. 

Burung hantu jenis Tyto Alba juga merupakan predator alami bagi tikus. Sehingga juga mendukung proses pengembalian ekosistem. "Burung jenis Tyto Alba ini musuh alami tikus. Jadi kita juga mengembalikan ekosistem yang ada," ungkapnya. 

Sebelum dilepasliarkan, burung perlu dilatih selama 1 minggu di dalam sebuah Rumah Burung Hantu (Rubuha) agar terbiasa memakan tikus. Langkah ini bertujuan agar pemanfaatan burung hantu ini akan lebih efektif.

"Kita kan beli dari penangkaran, jadi kita harus latih dulu 1 minggu ditempatkan di Rubuha. Kita beri makan tikus, biar terbiasa," katanya. 

Dalam satu hari, burung hantu tersebut dapat memakan tikus hingga 10 ekor. Diharapkan dapat mengurangi jumlah hama tikus. "Ini bisa makan 10 lebih tikus. Jadi ya kita harapkan bisa benar-benar efektif mengurangi hama tikus," ujarnya. 

Sebagai tahap awal, pihaknya telah menempatkan 11 pasang burung hantu untuk menjaga sekitar 100 hektar sawah di wilayah Kecamatan Jaten, Karanganyar. Namun rencananya bakal ditambah menjadi 20 pasang agar dapat mencakup seluruh lahan sawah yang memiliki luas sekitar 150 hektar.

"Sekarang baru ada 11 pasang jadi ada 22 ekor burung. Itu untuk jaga sekitar 100 hektar lahan sawah. Tapi besok kita tambah rencananya jadi 20 pasang," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan Perikanan dan Pangan Karanganyar, Siti Maesyaroh mengapresiasi inovasi penangkal hama tikus yang dilakukan para petani di Kecamatan Jaten. Nantinya bila berjalan efektif, pihaknya akan mengupayakan bantuan dana. Tujuannya untuk pembudidayaan burung hantu sebagai penangkal hama yang juga akan ditularkan kepada petani di wilayah lainnya.

"Burung hantu ini adalah predator tikus, jadi sahabat petani. Ke depan jika kurang populasi dari dinas pertanian akan berusaha menganggarkan budidaya," ujarnya.

Disinggung mengenai serangan hama tikus, Siti mengungkapkan hingga awal tahun ini belum terdapat laporan kerusakan yang fatal. Masih berada di bawah ambang batas kerusakan.

"Dari laporan awal tahun ini, serangan dari hama tikus belum signifikan. Jadi masih aman karena di ambang batas kerusakan," tutur Siti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES