Peristiwa Daerah

Desa Tepus Rintis sebagai Pusat Batik Gunung Kidul

Sabtu, 29 Februari 2020 - 17:34 | 66.22k
Kelompok Wanita (KW) Makmur Desa Tepus Gunung Kidul sedang membuat pola batik. (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Kelompok Wanita (KW) Makmur Desa Tepus Gunung Kidul sedang membuat pola batik. (FOTO: Dwijo Suyono/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sejak ditetapkan sebagai warisan budaya dunia, batik semakin digandungi masyarakat. Melihat permintaan kebutuhan batik semakin tinggi, Kelompok Wanita (KW) Makmur Desa Tepus Gunung Kidul pun memproduksi batik khas Tepus. Para perajin ingin Desa Tepus sebagai pusat batik di Gunung Kidul.

Pengenalan batik Tepus dilakukan bersamaan dengan fashion show yang diikuti para ibu dan remaja setempat desa setempat beberapa waktu lalu.

Advertisement

Camat Tepus, Alsito yang didampingi Kepala Desa Tepus, Supardi menerima hadiah taplak meja dan slayer dari para perajin. “Saya pesan untuk seragam saya dan istri saya. Akan saya pakai dan promosikan ke kecamatan. Ini bentuk apresiasi agar batik betul-betul berkembang di Kecamatan Tepus,” kata Camat Alsito.

Alsito berniat, para kepala desa dan perangkatnya yang ada di Kecamatan Tepus dapat menggunakan batik karya KW Makmur. “Kita sangat mencintai batik dan diberi ruang oleh bupati untuk memakai batik asli Gunungkidul,” papar Alsito.

Batik karya para anggota KW Makmur Padukuhan Gembuk ini merupakan hasil dari kegiatan Pelatihan Membatik Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Masyarakat Program Kerja Sama LPPM ST3 (Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu) dan Kampung Batik Manding Siberkreasi (KBMS).

Ke depan Alsito siap memfasilitasi pemasaran produk batik karya KW Makmur. Dia optimistis geliat aktivitas membatik di wilayah Kecamatan Tepus tersambung dengan pariwisata. “Kami mengapresiasi pelatihan yang sangat bermanfaat ini. Saya ingin motifnya dinamis karena masyarakat ingin corak yang berbeda,” terang Alsito.

Kepala Desa Tepus Supardi SP mengatakan pemerintah desa siap membantu memasarkan produk KW Makmur. Namun demikian, kualitasnya harus ditingkatkan supaya layak jual.

“Batik tidak hanya baju tetapi juga jarik dan selendang,” ungkapnya.

Selain melalui pemasaran online, area istirahat wisatawan yang saat ini sedang dibangun di wilayahnya akan dijadikan salah satu titik pemasaran batik KW Makmur. Supardi mengapresiasi pendampingan dari LPPM ST3 Karanganyar Surakarta Jawa Tengah. Harapannya, keterampilan yang dimiliki warga Padukuhan Gembuk bisa ditularkan ke desa lain. “Jangan minder. Tetap jaga semangat terus berkreasi mengembangkan motif batik. Apa guna hidup kita kalau punya keterampilan tidak ditularkan,” ujarnya menyemangati warganya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES