Peristiwa Daerah

Pandai Besi, Puluhan Tahun Bertahan di Tengah Terpaan Alat Modern

Senin, 02 Maret 2020 - 18:49 | 156.85k
Sumono bersama putranya Miftah saat melakukan aktifitas dibengkel pande besi di wilayah Desa Jatisari, kecamatan Senori, kabupaten Tuban (02/03/2020)(Foto Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Sumono bersama putranya Miftah saat melakukan aktifitas dibengkel pande besi di wilayah Desa Jatisari, kecamatan Senori, kabupaten Tuban (02/03/2020)(Foto Ahmad Istihar/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TUBAN – Berdiri sebuah bangunan sederhana kecil berukuran 5x3 meter bersanding dengan pemakaman keluarga, seorang pria paruh baya, Sumono (65) tahun dan anaknya terlihat di bengkel ruang kerjanya. ia adalah pandai besi yang tetap bertahan di tengah terpaan alat modern.

Tampak di ujung tangan kirinya, Sumono memegang alat pengait mencapit arit terlihat besi merah membara baru dipanaskan dengan suhu tinggi kemudian diangkat. Sedangkan, tangan kanannya memegang palu (hammer) sesekali memukul besi panas ditempa membentuk alat pertanian seperti arit, pacul, golok.

Advertisement

Dengan menggunakan mesin konvensional tenaga manusia, di ruang kerja, Miftah (37) tahun mengerakkan kedua tangan pemegang gagang alat trubus dimana uap dari alat trubus mengalirkan uap perapian dijadikan tungku sumber pemanasan besi-besi tersebut.

Mbah Mono dikenal kalangan petani sebagai keluarga ahli pandai besi sejak turun temurun. Hingga, keahliannya itu, kini diwariskan kepria muda berbaju warna orange tua, bernama Miftah generasi keempat dari usaha bengkel besi di wilayah Desa Jatisari, kecamatan Senori, kabupaten Tuban.

Selain ahli bidang pandai besi, Mbah Mono sebagai empu pengrajin golok dan benda pusaka yang dipakai petani bercocok tanam seperti Arit, Pacul, Golok. Bahkan, kala eksistensi sebelum membeludaknya alat modern, Ia pernah mendapat pesanan golok dan pusaka keluar Jawa.

"Pernah sih membuat pesanan pusaka ke wilayah Sumatra," ujarnya.

Kakek yang sudah mempunyai tuju orang cucu ini, bila mendapatkan pesanan khusus pusaka terkadang harus menjalani ritual sebelum pembuatan benda pusaka. Adapun ritual khususnya, puasa dan hari waktu penentuan pembuatan pusaka yang akan dikerjakan.

"Kalau ritual pasti ada tergantung kegunakan pusaka biasanya puasa khusus," tutur Mbah Mono. 

Kini seiring perkembangan zaman usaha bengkel pandai besi yang berjalan puluhan tahun itu, mulai diwariskan putranya, Miftah meski zaman sekarang jarang mendapat pesanan khusus pembuatan pusaka. Bengkel besinya cukup ramai bila tiba musim hujan. Banyak dikalangan petani datang menggunakan jasa pandai perbaikan alat cocok tanamnya untuk kebutuhan pertanian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Tuban

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES