Peranan Media Penting dalam Mendukung Kesetaraan Gender

TIMESINDONESIA, PALU – Menyambut Hari Perempuan sedunia yang dirayakan setiap 8 Maret, Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK) Oxfam menggelar diskusi publik dengan tema “Jurnalisme Bepresfektif Gender” di salah satu restoran di Kota Palu, Kamis, (05/03/2020).
Banyak hal yang dibahas dalam diskusi itu, mulai dari perspektif gender dalam pemberitaan, hingga membahas kasus-kasus kekerasan yang kerap terjadi terhadap kaum minoritas.
Advertisement
Menurut Degina Adenessa (Communication and Media Officer Jejaring Mitra Kemanusiaan (JMK)-Oxfam, dialog publik ini bertujuan, mengedukasi dan memberi pemahaman kepada jurnalis dalam mengemas suatu berita agar berperspektif gender dan mengedepankan martabat setiap orang tak terkecuali perempuan dan kelompok rentan.
Saat ini, kata Gina, masih banyak ditemui, stereotipe yang terbentuk melalui pemberitaan telah memproyeksikan pola pikir masyarakat pada tubuh dan seksualitas perempuan.
Selain itu, lanjut dia, masih banyak konten-konten berita kekerasan terhadap perempuan seperti pelecehan seksual atau pemerkosaan, etika jurnalisme masih sering diabaikan seperti menyebut nama dan data korban, menggunakan eufemisme untuk “memperhalus” pemerkosaan: “menggagahi”, “menodai”, ”ditiduri”
“Media yang sejatinya memiliki peran membentuk opini publik dan melakukan advokasi baik secara litigasi maupun non litigasi untuk menguatkan advokasi yang berkeadilan gender, malah ada media-media tertentu yang melestarikan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan,” ucapnya.
Iwan Lapasere, Kordinatoor Wilayah IV Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Nasional mengakui dalam media di Indonesia stereotipe ini melekat dalam berbagai tayangan; dari sinetron, infotainment, telewicara, hingga berita.
“Gambaran tentang perempuan pemarah, pencemburu, pendendam ada dalam tayangan sinetron,” jelasnya saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi itu.
Dalam perkembangannya, kata dia, tidak semua media arus utama dan alternatif punya perspektif gender. Banyak yang masih berkiblat pada asas “clickbait“.
“Meski edukasi mengenai kesetaraan gender dengan mudahnya kita dapat lewat media alternatif (social media atau media lokal), tetap saja guyonan seksis ini masih lestari secara laten,” ujarnya.
Usai diskusi, JMK Oxfam dan para jurnalis di Kota Palu membubuhkan tanda tangan pada spanduk yang bertuliskan ajakan untuk mendukung kesetaraan.
Hal demikian dilakukan JMK Oxfam sebagai bentuk dukungan kesetaraan dalam keluarga, kesetaraan dalam sumber daya dan kesetaraan gender dalam memimpin. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |