Peristiwa Daerah

Bermula Menolong Persalinan di Mushola, Rumah Bersalin Gratis Ini Tercetus

Selasa, 10 Maret 2020 - 15:43 | 108.41k
Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) di Jalan Holis, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. (Foto: Saifal/TIMES Indonesia)
Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) di Jalan Holis, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. (Foto: Saifal/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Berawal dari seorang bidan menolong seorang ibu yang hendak melahirkan di mushola, Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) di Jalan Holis, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung ini tercetus. Semula RBC ini hanya dibuka pada bulan Ramadhan saja, diperuntukkan bagi kaum dhuafa yang akan menjalani proses persalinan.

"Awal mula berdirinya RBC itu dari kisah seorang relawan yang membantu persalinan di mushola Sinergi Foundation. Kemudian tercetuslah persalinan gratis untuk dhuafa tepatnya pada bulan Ramadan waktu itu," tutur Dewi Lestariningsih, Supervisor RBC.

Advertisement

Semula, rumah bersalin gratis ini hanyalah klinik. Seiring berjalannya waktu, kemudian berubah menjadi Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) setelah mendapat tanah wakaf.

"Karena donasinya juga mungkin bertambah, maka dibentuklah klinik. Klinik Pratama RBC itu ada di Jalan Holis, di sana dulunya ngontrak. Kemudian kita pindah di tanah wakaf ini," jelasnya.

RBC ini kini menjadi angin segar bagi para dhuafa. Terlebih lagi bagi mereka yang tidak memiliki jaminan kesehatan dari pemerintah untuk biaya persalinannya.

Kendati begitu Dewi menandaskan tidak ada perbedaan dalam pelayanan di RBC ini. Semua pelayanan sama bagi para pasien. Pasien mendapat pelayanan dari mulai awal kehamilan hingga persalinan, bahkan hingga anak maupun ibu sakit juga mendapat pelayanan.

"Untuk pelayanan sendiri kita mulai dari kehamilan, kemudian persalinannya, proses KB, masa nifasnya. Lalu ketika anak sakit dan ibu sakit dan imunisasinya kita layani," jelas Dewi.

Menurutnya RBC melayani pasien setiap harinya tidak kurang dari 50 pasien. Banyak pasien yang memeriksakan kehamilannya, memeriksa kesehatan anaknya, dan berbagai macam layanan untuk ibu hamil maupun pemeriksaan kesehatan anak.

"Kalau sekarang untuk pasien, kalau dihitung ramai alhamdulillah ramai. Karena dari layanan sendiri sehari bisa sampai 20 hingga 50 pasien," jelasnya.

Untuk pasien sendiri memiliki kriteria khusus, yaitu mereka yang memiliki kriteria delapan golongan penerima zakat. Nantinya jika sudah terverifikasi, maka pasien akan dijadikan member. Hal ini menurut Dewi dilakukan karena Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) sebagai penyalur dana zakat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Bandung

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES