Peristiwa Daerah

Bebas dari Lapas, Mantan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman Kangen Ngetril

Selasa, 10 Maret 2020 - 21:34 | 106.63k
Mantan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman kini kembali bersama keluarga. (FOTO: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)
Mantan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman kini kembali bersama keluarga. (FOTO: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Usai menjalani hukuman selama sembilan bulan serta mendapatkan cuti bersyarat (CB) selama tiga bulan, Selasa (10/3/2020), mantan orang nomer satu di Kabupaten Sragen Agus Fatchur Rahman (AFR) keluar dari lapas.

Ia pun disambut hangat dan meriah oleh pendukungnya.

Advertisement

Hobi ngetril dan ekspedisi bakal dijalani Agus paska kebebasannya setelah 9 bulan menjalani hukuman yang menjerat dirinya atas kasus dugaan korupsi dana kas daerah Kabupaten Sragen tahun 2011.

Agus-Fatchur-Rahman-2.jpg

Demi mengobati rasa kangennya, dia bakal ngetril dari Jogja ke Sumbawa, NTB.

“Sebelum puasa mau ngetril dari Jogja ke Sumbawa, mengobati hobi lama karena lama enggak ngetril,” ungkap Agus Fatchur Rahman.

Banyak hikmah yang diperoleh Agus Fatchur Rahman selama menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Sragen.

Mulai dari belajar dari kalangan yang berlatar belakang karakter dan beraneka ragam warga binaan. Dirinya juga memanfaatkan waktu untuk belajar agama dan membaca Al-Qur’an.

“Paska keluar dari penjara? Ya seperti biasanya, ngetril dan ekspedisi kembali ke hobi lama. Saat di lapas ya saya habiskan untuk belajar mengenal sesama napi yang berlatar belakang berbeda-beda. Selain itu ya buat belajar agama dan membaca Al Qur’an,” terang Agus di kediamannya.

Dirinya juga menguraikan hidup di bui merupakan efek dan resiko dari profesi sebagai orang berpolitik. “Saya menyadari efek dari berpolitik ya masuk bui,” jelasnya.

Disinggung mengenai Pilkada Sragen 2020, Agus mengungkapkan dirinya tidak akan mengikuti ajang pilkada serentak yang bakal digelar September mendatang. Hal itu tak menjadi permasalahan baginya.

"Tentu saya senang, bisa lihat jalan aspal lagi, bisa mengikuti dinamika politik di Sragen. Meskipun saya dihukum Mahkamah Konstitusi selama 5 tahun sampai 10 Maret 2025 tidak boleh maju dalam politik," kata dia.

Dia mengaku tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Menurutnya hal tersebut mungkin cara Tuhan mengakhiri karirnya di bidang politik. Kendati demikian, ia menegaskan tidak akan pernah berhenti berpolitik.

Ia mengatakan politik tidak akan ada matinya. "Kalau saya tidak bisa jalan biarkan orang lain yang berjalan. Satu hal yang perlu dicatat saya tidak pernah menjagokan anggota keluarga saya siapapun entah istri anak keluarga. Saya paling benci dan paling tidak suka politik dinasti di republik ini apalagi di Sragen," tegas Agus Fatchur Rahman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES