Peristiwa Daerah

Mbah Muhidin dan Berkah Penjual Empon-empon di Tengah Isu Virus Corona

Jumat, 20 Maret 2020 - 15:46 | 58.98k
Mbah Muhidin setiap hari ke Pasar Kota tempat melapak (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Mbah Muhidin setiap hari ke Pasar Kota tempat melapak (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Kamis (19/3/2020) siang, TIMES Indonesia mondar mandir di  dalam Pasar Kota Banjarnegara. Apalagi setelah mendengar kabar akan dilakukan penyemprotan disinfektan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara.

Situasi pasar memang tampak lengang. Hanya beberapa penjual saja melayani pembeli. Sebagian mereka hanya duduk termangu menatap lorong pasar yang luas.Sesekali terdengar riuah obrolan renyah dari mereka.

Advertisement

"Ya Allah kenapa sepi banget." ucap satu dari mereka. Ternyata arah suara tadi dari kios pakaian.

Mbah-Muhidin-2.jpg

Ketika TIMES Indonesia menghampiri, mereka terdiam membisu. Rupanya ada kekesalan mendalam. Realitas perubahan situasi yang begitu drastis membuat mereka gusar. Namun mereka sadar jika rezeki sudah diatur oleh Allah SWT.

"Sekarang pasar jadi sepi banget mas. Mudah mudahan situasi seperti tidak lama," ucap salah seorang penjual aneka pakain jadi.

TIMES Indonesia kembali menyusuri los pasar. Tidak jauh dari pintu gerbang pintu masuk utama pasar terlihat sosok perempuan tua asyik melayani beberapa pembeli. Tampak silih berganti pembeli menghampiri kios perempuan tua ini.

Terlihat tergesa melayani pembeli, rupanya ia adalah Ny Muhidin (70) asal Desa Argasoka Banjarnegara. Ia adalah penjual empon-empon atau sejenis perlengkapan untuk keperluan yang berhubungan dengan tradisi.

Mbah-Muhidin-3.jpg

Di sini juga tersedia rempah rempah untuk membuat jamu kekebalan tubuh yang dapat menangkal Virus Corona. Rupanya ini salah satu yang membuat kios Mbah Muhidin masih ramai dikunjungi konsumen. "Alhamdulillah, kami masih bisa bertahan berjualan di sini," tuturnya didampingi Ani (40), putrinya.

Mbah Muhidin menyampaikan jadwal penyemprotan membuat kiosnya harus tutup pukul 15.00 WIB. Ini pula yang membuat Mbah Muhidin jadi gemrungsung. "Pangapunten nggih kula badhe tutup, sampun jam tigo (Maaf ya, saya mau tutup, sudah jam tiga)," ujarnya.

Di tengah wabah CoviD-19, ia pun berpesan, "Kula sampun wanti wanti kalih konco pedagang, ampun wedi kaleh Corona. Pasrah mawon kalih Gusti Allah. Pati urip Niko sing ngatur. Namun kita kedah usaha lan usaha. Jagi kesehatan lan kebersihan niku kewajiban. (Saya sudah berpesan dengan rekan pedagang, jangan takut dengn Corona. Pasrah saja terhadap Gusti Allah. Mati hidup sudah ada yang mengatur. Tapi kita harus usaha dan usaha. Jaga kesehatan dan kebersihan itu kewajiban." (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES