Program Mandiri Daging dan Telur Bisa Jadi Peluang Peternak Ayam NTB

TIMESINDONESIA, MATARAM – Kebutuhan ayam yang tinggi di wilayah Nusa Tenggara Barat menjadi peluang bagi para peternak ayam. Sepanjang tahun 2019 kebutuhan telur ayam di NTB mencapai 1,3 juta butir. Peternak dalam daerah hanya mampu memproduksi 600 ribu butir telur setiap tahun.
Kepala dinas Peternakan Provinsi NTB, Ir.Hj. Budi Septiani menyampaikan untuk memenuhi kebutuhan telur dan daging, maka Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggenjot Program "Kampung Unggas" menuju NTB yang mandiri Telur dan Mandiri daging.
Advertisement
"Program ini merupakan salah satu program industrialiasi di Sektor peternakan," ujarnya, Senin (10/2/2020).
Menurutnya, program kampung unggas merupakan ikhtiar pengembangan dalam rangka menciptakan masyarakat NTB yang mendiri telur dan daging. Kemandirian dimaksud adalah terpenuhi dan tercukupinya masyarakat NTB dari kebutuhan telur dan daging. Sehingga selain dapat memberikan mulitiplayer efect terhadap tumbuhnya industri pendukung lainnya.
Salah satunya dengan tumbuhnya industri pakan, yang menyerap bahan baku dari produk pertanian kita sehingga memiliki nilai tambah ekonomi yang lebih besar. Tidak itu saja, juga terbukanya kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran, stunting dan lain-lain yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kita terus berikhtiar dan berkolaborasi dengan seluruh stake holder untuk bergerak bersama membina peternak sehingga memiliki produktivitas yang maksimal," tegasnya saat mengunjungi kelompok Ternak petelur di Desa Sesait dan Desa Santong Kabupaten Lombok Utara.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lombok Utara, Ir. H. Nanang Matalata menjelaskan, kunjungan tersebut merupakan upaya menghadirkan dan mendukung masyarakat NTB yang mandiri telur.
Ia menjelaskan bahwa Kelompok ternak di desa Santong telah menghasilkan 24.000 Ekor ayam petelur, sedangkan di desa Sesait 15.000 Ekor ayam petelur.
"Ini merupakan potensi yang harus ditingkatkan dan kembangkan lagi," katanya.
Karena itu, potensi untuk pengembangan ayam petelur di Kabupaten Lombok Utara masih sangat besar. Bahkan dari kebutuhan 75.000 butir telur saat ini baru bisa dipenuhi 30.000 butir. Sehingga kedepan pihaknya telah mempersiapkan untuk pengembangan kampung unggas berbasis ayam ras petelur.
Nanang berharap program hebat kampung unggas tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat, khususnya para peternak. Ia berharap mampu menjadikan NTB mandiri telur dan daging, jelas akan berimbas pada Kabupaten Lombok Utara.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Mataram |