5 Keunikan Masjid Madegan Sampang, Saksi Penyebaran Islam di Madura

TIMESINDONESIA, SAMPANG – Keberadaan masjid di sejumlah daerah dikenal oleh masyarakat karena keindahan, kemegahan dan ornamen tulisanya. Namun Masjid Madegan di kelurahan Polagan, Kecamatan Kota Sampang, Madura, Jawa Timur dikenal sampai manca negara karena dulunya menjadi pusat penyebaran agama islam dan diyakini memiliki daya magis.
Menurut penuturan Moh Hasan, salah seorang sesepuh di kelurahan Madegan, masjid ini berdiri sekira tahun 1583 masehi. Menariknya, masjid itu diyakini berdiri hanya dalam waktu semalam, yakni pada Kamis malam Jum’at Legi.
Advertisement
Disaring dari berbagai sumber, Masjid Madegan ini memiliki berbagai keunikan yang tidak dimiliki oleh masjid-masjid lain di Indonesia. Di antaranya adalah:
1. Memiliki empat tiang utama yang tampak doyong.
Dalam babat tanah Sampang diceritakan, Masjid Madegan menjadi salah satu masjid yang menjadi tempat penyebaran agama islam di pulau Madura. Masjid yang berdiri pada tahun 1583 masehi ini diyakini sebagai 'peranakan' dari masjid demak yang didirikan oleh Raden Patah sekitar tahun 1401 Saka atau 1479 Masehi. Bahkan banyak warga meyakini empat tiang utama Masjid Madegan yang tampak doyong merupakan kayu yang dikirim langsung dari Kesultanan demak.
Tak hanya itu, empat pilar atau tiang penyangga utama masjid ini masing-masing dipercaya memiliki kelebihan tertentu. Pilar depan bagian utara, diyakini cepat mendapatkan ilmu. Tiang depan bagian selatan, diyakini cepat mendapatkan jabatan. Sedangkan tiang belakang bagian utara, diyakini cepat mendapatkan ilmu pengobatan. Dan tiang belakang bagian selatan, diyakini bisa memudahkan berdagang atau berbisnis.
“Memang empat tiang utama penyangga masjid ini tidak berdiri tegak, dan juga tidak ada warga sekitar yang mengetahui siapa yang membuat. Namun sesepuh kami meyakini bahwa masjid Madegan ini berdiri sekira tahun 1583 yang tiang penyangganya dikirim dari Kerajaan Demak,” ujar Hasan, sesepuh warga di Kelurahan Polagan, Jumat (1/05/2020).
2. Tumbuh lima pohon sawo berukuran besar
Selain memiliki empat tiang utama yang tampak doyong, masjid yang diyakini lebih tua dari masjid agung Sumenep itu, konon ditumbuhi lima pohon sawo berukuran jumbo di halamanya. Sayangnya, saat ini lima batang pohon sawo itu telah ditebang setelah masjid di renovasi. Namun bonggol pohon sawo itu masih sangat utuh sampai detik ini.
"Leluhur kami berkeyakinan, lima pohon sawo itu sebagai simbol rukun Islam yang terdiri dari lima perkara, serta pertanda shalat lima waktu dalam sehari," timpal Hasan
3. Memiliki mata air dari dalam masjid
Salah satu keunikan lain dari Masjid Madegan, Sampang, Madura adalah terdapat sumber air dari dalam masjid. Bahkan sumur itu hanya ditutup dengan mika plastik transparan berukuran tebal. Praktis, tutup sumur yang tingginya setara lantai masjid itu juga sering dijadikan tempat shalat saat jamaah sudah membeludak.
"Ini sumur tiban, dan sampai saat ini airnya mengalir, bahkan air wudlu yang digunakan jamaah adalah air yang di sanyo dari sumur ini," ucapnya.
4. Dikelilingi makam para raja, ulama dan sesepuh Kabupaten Sampang
Jika berkunjung ke masjid yang memiliki ornamen kerajaan arab kuno ini, rasanya belum lengkap jika tidak berkunjung ke makam para raja, ulama dan sesepuh kabupaten Sampang yang kebetulan berada satu kompleks dengan lokasi masjid Madegan. Sebut saja makam Rato Ebu, makam Cakraningrat I (raja sampang), makam kiai Khotib (cucu sunan ampel), serta makam pangeran Trunojoyo.
"Makam para raja juga berada dalam satu kompleks dengan masjid Madegan, termasuk juga makam pangeran panji laras. Makam-makam kuno itu juga ditandai dengan corak batu nisan yang tampak kuno," katanya.
5 .Dijadikan tempat sumpah pocong
Sejauh ini, lanjut Moh Hasan sebagai sesepuh kampung, masjid Madegan juga memiliki daya magis yang sulit dijangkau nalar, alasanya masjid tersebut menjadi satu-satunya masjid di pulau Madura yang kerap kali dijadikan lokasi untuk melakukan sumpah pocong.
Konon banyak pihak mempercayai, bahwa sumpah pocong yang dilaksanakan di masjid Madegan akan membawa petaka bagi salah satu pihak yang bersalah, mulai dari mengalami pernyakit aneh hingga berujung pada kematian. Biasanya, sumpah pocong ini menjadi solusi bagi warga madura untuk membuktikan tuduhan dari dua belah pihak yang berselisih.
"Sampai tahun 2020 pun masih ada masyarakat yang kadang melakukan sumpah pocong untuk membuktikan tuduhan, kadang dari Sumenep, Pamekasan, Bangkalan dan Sampang sendiri. Biasanya orang salah yang berbohong di masjid ini akan ditimpa musibah," ucapnya.
Kesaksian serupa perihal keunikan Masjid Madegan juga diungkapkan oleh Junaidi, seorang tokoh pemuda setempat.
Menurut Junaidi, kampung Madegan atau kelurahan Polagan dikenal sebagai kampung cagar budaya, itu karena, selain terdapat Masjid Madegan, juga terdapat makam Rato Ebu dan juga makam kerajaan serta Bupati Sampang yang pertama. Bahkan tak jauh dari kompleks tersebut, juga terdapat makam Panji Laras serta makam Rato Baja, yang merupakan dari pengeran Cakra Ningrat I.
Meski begitu sambung Junaidi, hampir sama dengan masjid pada umumnya, kala bulan Ramadhan, Masjid Madegan ini juga dimanfaatkan untuk sejumlah kegiatan ibadah, mulai dari shalat tarawih, tadarus hingga sejumlah kegiatan khas yang digelar selama bulan Ramadhan. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Madura |