Peristiwa Daerah

Waspada Telur Ayam Putih Dijual Murah, Ini Penjelasannya

Rabu, 06 Mei 2020 - 15:53 | 1.49m
Peredaran telur putih (telur bertunas) di Kabupaten Bondowoso. Banyak dijual secara online. (FOTO: Facebook)
Peredaran telur putih (telur bertunas) di Kabupaten Bondowoso. Banyak dijual secara online. (FOTO: Facebook)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Jelang Hari Raya Idul Fitri, banyak beredar telur ayam putih. Yakni telur dengan kerabang (kulit) berwarna putih. Biasanya telur ini di jual lebih murah dibandingkan dengan telur pada biasanya. Peredaran telur tersebut juga terjadi di Bondowoso, Jawa Timur. 

Telur putih itu adalah telur ayam yang sudah dibuahi. Karena tidak lolos seleksi, maka dikeluarkan dari penetasan.

Advertisement

Berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian nomor 28173/PK.020/F/04/2020. Bahwa telur bertunas dilarang untuk dijual sebagai telur konsumsi.

Dalam surat tertanggal 29 April 2020 itu disebutkan, jika melanggar maka akan diberikan sanksi. Yakni sesuai dengan Pasal 28 ayat (4) Permentan Nomor 32 Tahun 2017. Berupa teguran tertulis, penghentian kegiatan penyediaan dan peredaran ayam ras, tidak diberikan rekomendasi pemasukan selama satu tahu, dan/atau pencabutan izin usaha.

drh. Edi Poernomo, Kasi Kesmavet Dinas Pertanian Bondowoso membenarkan bahwa telur semacam itu beredar di masyarakat. Namun belum diketahui jumlahnya.

"Walaupun bisa dikonsumsi. Telur HE (telur ayam bertunas) memang seharusnya tidak dijual sebagai telur konsumsi. Karena memang selain hanya tahan sekitar tiga hari,  juga demi perlindungan terhadap usaha peternakan rakyat," katanya.b

Berdasarkan uji sampel oleh Medik Veteriner Puskeswan Tamanan, drh Hartono. Ditemukan warna kerabang telur lebih putih dan tipis. Putih telur encer. Kuning telur ke pinggir. Agak bau busuk dan kantong udara lebih kurang satu centimeter.

Dia juga mengkhawatirkan, kalau sudah beredar di masyarakat lebih dari tiga hari. Maka kondisinya akan seperti sampel yang diambil dokter Hartono di atas.

"Karena bakteri sudah berkembang. Jadi dari sisi keamanan bahan pangan asal hewan, yang juga dikhawatirkan," ungkapnya.

Menurutnya, otomatis jika sudah tidak layak konsumsi. Akan berpengaruh terhadap kesehatan. Atau food borne disease. Yakni penyakit yang berasal dari makanan.

Menurutnya, secara aturan pihaknya tidak bisa melakukan penindakan ke pengepul, karena yang salah adalah perusahaan pembibitan. Yakni perusahaan besar yang melepas telur itu ke masyarakat. 

"Jadi untuk pengepul kita sifatnya himbauan dan kemasayarakat kita tingkatkan KIE. Yakni komunikasi, informasi dan edukasi. Jangan tergoda dengan telur murah, atau lebih berhati-hati," imbaunya.

Pihaknya mendapatkan laporan dari dokter Hartono mulai sekitar 1 minggu yang lalu. Bahkan kata dia, fenomena ini sering terjadi di tengah krisis. "Bahkan di Blitar yang merupakan sentra ayam petelur juga ada," imbuhnya.

Dia berharap masyarakat, kuhsusnya di Bondowoso tak tergoda dengan telur putih yang murah. Karena telur tersebut dilarang untuk dijual sebagai telur konsumsi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Bondowoso

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES