Peristiwa Daerah

Karena Corona, Empat Penari Jathil Terlaris di Ponorogo Merana

Minggu, 17 Mei 2020 - 11:16 | 602.67k
Empat penari jathil terlaris di Ponorogo. (foto: Marhaban/TIMES Indonesia)
Empat penari jathil terlaris di Ponorogo. (foto: Marhaban/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PONOROGO – Akibat merebaknya virus Corona para pekerja seni dimanapun terdampak sangat signifikan bahkan lebih parah lagi ketika seluruh ekosistem kesenian berhenti total terutama pada program-program pertunjukan lintas seni. Di Ponorogo yang sudah identik dengan kesenian Reog dalam situasi sekarang ini sama sekali tidak ada gaungnya, apalagi ide Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni untuk menggelar Reog secara serentak  tanggal 11 setiap bulannya, harus berhenti pula. Empat penari jathil terlaris di Ponorogo harus merana akibat pandemi Covid-19.

Kepada TIMES Indonesia, Minggu (17/5/2020), mereka menuturkan bahwa saat ini masa paling sulit. "Dalam situasi dan kondisi seperti saat ini semuanya serba sulit, mencoba melihat peluang diluar seni prakteknya juga tidak mudah untuk diwujudkan," ucap Kumala.

Advertisement

penari-jathil-b.jpg

Dia mengaku sejak Maret lalu, tidak ada lagi kegiatan. "Job-job untuk tampil yang biasanya silih berganti tidak ada lagi dan otomatis isi tabunganpun kini menipis," jelas jathil yang akrab dipanggil Mala.

Hal yang sama juga diungkapkan Aya, sejak pertengahan bulan Maret banyak job dibatalkan. "Ada puluhan titik job baik di Ponorogo maupun luar daerah   semua batal," ujarnya.

Situasi yang super tidak normal tersebut bagi Aya sangat berdampak. "Ya sangat berdampak sekali, banyak job dibatalkan karena Covid-19, dan pundi-pundi Rupiahpun menjauh," terang Aya.

Berbeda dengaan Rhisma, sejak pemerintah melakukan pembatasan kerumunan orang (social distancing), dia mengaku tidak ada lagi tawaran tampil. "Dan saya lebih baik mengikuti arahan pak bupati Ipong, diam dirumah saja," tuturnya.

penari-jathil-c.jpg

Sebenarnya menjelang akhir bulan Ramadhan seperti saat ini sudah ada pesanan job untuk tampil. "Bahkan kadang bingung atur jadwal karena karena jam tampilnya bareng," kata Eva.

Tetapi saat ini tidak ada satupun job yang masuk di kalender pribadinya. "Entah sampai kapan Corona ini berakhir, terus terang saya sangat sedih tidak ada tanggapan lagi," terang Eva.

Wabah virus Corona menjadi pukulan berat bagi pelaku seni di Ponorogo, karena beberapa pertunjukan, pergelaran, dan pentas hiburan hajatan ditiadakan. Ke empat penari jathil tersebut juga berharap agar virus tersebut segera berakhir dan kembali bisa beraktivitas lagi.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Ponorogo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES