Kisah Sudirman, Korban Bencana Gempa Palu 28 September 2018

TIMESINDONESIA, PALU – Sudirman (62) salah satu korban bencana gempa Palu tak bisa menahan air matanya saat menceritakan kisah dibalik bencana 28 September 2018 yang meluluhlantakkan Kota Palu, Sigi dan Donggala.
Gempa bermagnitudo 7,4 SR yang memicu likuefaksi di Kelurahan Petobo telah merenggut semua harta benda miliknya termasuk rumah yang sudah dibangunnya selama bertahun-tahun lenyap ditelan bumi.
Advertisement
"Saya punya rumah di Petobo itu hancur tidak tersisa. Saat kejadian itu saya pas pensiun dari guru. Apa yang saya simpan selama 33 tahun habis semua," ucap Sudirman sambil menahan tangis lalu menghela nafas panjang mencoba menenangkan diri.
Setelah merasa tenang, ia duduk bersila sambil menunggu penyerahan Hunian Tetap (Huntap) yang dibangun Buddha Tzu Chi Indonesia di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulteng. Ia pun kembali menceritakan peristiwa memilukan yang menimpa dirinya.
Setelah peristiwa itu terjadi, Ia dan istri terpaksa menumpang tinggal di rumah anaknya selama dua bulan. Kemudian tinggal di hunian sementara (huntara) Batu-bata Indah sekitar satu tahun lebih atau kurang dari dua tahun.
Banyak suka duka yang ia lewati bersama sang istri saat tinggal di hunian sementara yang tidak senyaman tinggal di rumah permanen. Dikala siang hari tiba ia harus menahan hawa panas akibat teriknya matahari di Kota Palu yang berada tepat di garis khatulistiwa.
Hari ini Senin 18 Mei 2020, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia telah mewujudkan impiannya untuk kembali memiliki rumah. Rumah permanen dengan tipe 36 memiliki luas bangunan 42 meter persegi luas tanah 15X10 m.
Rumah itu memiliki dua kamar tidur, 1 ruang tamu, satu kamar mandi, lantai tegel. Dilengkapi 1 unit ranjang dua tingkat, 1 unit ranjang queen size, 4 unit kursi dan satu meja.
"Alhamdulillah Yayasan Buddha Tzu Chi telah mewujudkan rumah baru buat kami. Mereka telah meringankan beban pikiran kami yang kurang lebih 2 tahun tinggal di huntara," ujarnya.
Ia pun berterima kasih banyak kepada Budha Tzu Chi dan pemerintah yang telah mewujudkan impiannya.
"Alhamdulillah jika kita menghadapi musibah itu dengan tabah dan sadar bahwa sesungguhnya semua yang ada dimuka bumi ini milik yang maha kuasa. Maka yakinlah kita akan bisa menerimanya dengan ikhlas," ungkapnya mengingat bencana gempa Palu pada 28 September 2018 lalu. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Irfan Anshori |
Publisher | : Adhitya Hendra |
Sumber | : TIMES Palu |