Petani Bayam Organik di Ternate Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

TIMESINDONESIA, TERNATE – Menghadapi situasi ekonomi di Kota Ternate yang mulai terpuruk, tak membuat para petani organik di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota Ternate ikut tersungkur. Justru para petani bayam organik terus menyediakan sayur bayam segar sebelum diberlakukan masa new normal di Kota Ternate.
Seperti yang dilakukan Yusup, pria kelahiran 1952 yang berprofesi sebagai petani organik itu mengaku terus menanam bayam untuk mendorong ekonomi keluarga. Selain alasan ekonomi, ia menilai sayur bayam merupakan salah satu sayur yang sangat dibutuhkan para konsumen di Kota Ternate.
Advertisement
Apalagi kata Yusup, bayam memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Hal itu pun telah dipercayai sebagian masyarakat lokal tentang khasiat bayam merah yang dapat mengobati penderita kolesterol, kangker, diabetes, dan pencernaan.
"Alhamdulillah sudah 10 tahun saya tanam sayur bayam. Pedagang banyak yang pesan jadi kami tetap menanam untuk penuhi kebutuhan pasar dan biyaya hidup," ungkap Yusup kepada TIMES Indonesia ketika ditemui di kebun organik miliknya, Rabu (8/7/2020) sore tadi.
Yusup menjelaskan, bayam yang ditanam dengan cara organik ini terdiri dari bayam putih dan bayam merah yang disesuaikan dari permintaan pasar. Sementara untuk bibit bayam merah sendiri ia mengaku diperoleh dari hasil budidaya yang dilakukan secara tradisional. Karena bibit bayam merah yang ditanam katanya berbedah dari bibit bayam merah biasa.
Pilihan untuk menanam bayam juga bukan tanpa alasan. Menurutnya, bayam tidak membutuhkan masa tanam yang lama dan cepat. Jika dibandingkan dengan cabai atau kangkung. Bayam hanya memakan masa tanam sekitar 23 hari terhitung dari proses pembibitan, penanaman hingga panen.
Sementara resiko gagal panen yang ditakuti semua petani sangat kecil. Dan bahkan tidak sering terjadi gagal panen bagi petani bayam. Sebab perawatan berupa penyemprotan obat pembasmi hama dilakukan berkala dan muda.
"Ini biasa disebut bayam mangko, beda dengan bayam biasa. Kalau bayam mangko daunnya tebal. Dijual perkilo Rp. 8000 ribu. Perbedengan 40 kilo, jadi kalau 10 bedengan kami dapat Rp 3.200.000. Artinya cukup lah untuk hidup," kata petani bayam organik di Ternate ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |