Peristiwa Daerah

Cegah Sawah Mengering, Perbaikan Siphon Bulupayung Mendesak Diperbaiki

Senin, 20 Juli 2020 - 23:48 | 73.41k
Kondisi bangunan siphon BC 9f di Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan. Dua dari tiga saluran air bawah sungai rusak karena mengalami degradasi permukaan dasar Sungai Serayu. (FOTO: Estanto Prima Yuniarto/TIMES Indonesia)
Kondisi bangunan siphon BC 9f di Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan. Dua dari tiga saluran air bawah sungai rusak karena mengalami degradasi permukaan dasar Sungai Serayu. (FOTO: Estanto Prima Yuniarto/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, CILACAP – Ribuan hektar sawah di wilayah Kecamatan Kesugihan, Jeruklegi, dan Cilacap kota, Cilapap, Jawa Tengah mendadak mengalami keterlambatan tanam pada masa tanam II (MT II). Ini terjadi diduga akibat konstruksi bangunan saluran air bawah sungai (siphon) patah, dan mengalami degradasi pada permukaan dasar Sungai Serayu.

Kondisi ini membuat hanya satu saluran air yang berfungsi, sehingga pasokan air ke sawah tersendat.

Advertisement

Lokasi bangunan siphon BC 9f di bawah dasar Sungai Serayu yang patah itu berada di Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap.

Bangunan semacam gorong-gorong itu merupakan saluran distribusi air dari Bendung Gerak Serayu. Dari tiga siphon yang ada, dua rusak, hanya satu yang berfungsi.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap, Saeful Hidayat melalui Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku, Darwoko ST MT mengatakan, siphon BC 9f di Desa Bulupayung itu untuk mengalirkan pasokan air dari Bendung Gerak Serayu ke areal sawah di Kecamatan Kesugihan, Jeruklegi, dan Cilacap kota, termasuk sebagai sumber air baku untuk IPA Kesugihan milik PDAM Tirta Wijaya Cilacap.

"Namun karena mengalami kerusakan, sehingga pasokan air untuk areal pertanian jadi terhambat. Dari tiga siphon yang ada, yang berfungsi hanya satu. Sedangkan yang dua rusak karena mengalami degradasi permukaan dasar sungai," jelas Darwoko, Senin (20/7/2020).

Menurut Darwoko, awal Maret dari arah hilir, siphon yang di Bulupayung (awalnya di Maos) itu tidak bisa mengalirkan air. Penyebabnya, secara analisa patah. "Gorong-gorongnya kan ada 3. Patah 2 sehingga gorong-gorongnya balik," ucapnya.

Darwoko menjelaskan, setelah dianalisa, kemungkinan ada yang patah. Kemudian dua-duanya ditutup. Tapi setelah ditutup airnya tetap mengalir sehingga berkesimpulan bahwa  yang tengah ada yang bocor dan patah. Karena siphon di bawah sungai.

Sebagai informasi, 3 siphon mampu mengalirkan air sebanyak 6.000 liter per detik. Karena sekarang yang 2 patah, tinggal sepertiganya, yaitu 2.000 liter per detik.

Karena di daerah Cilacap ini sekitar 5.500 liter per detik kebutuhan, termasuk untuk PDAM yang di Kesugihan, akhirnya di-full-kan. "Yang biasanya 2.000 sekarang menjadi 3.000. Biasanya 2/3 kini dimaksimalkan. Untuk PDAM dari 3.000, yang terpakai 500,  2.500 untuk pengairan," ungkapnya.

Ditanya dampak, ia mengakui. "Justru itu kita full-kan. Kalau full itu beban bisa berat lagi. Jika yang bawah bolong bisa terjadi patah juga. Tindakan kita, ya karena kita bukan yang punya dan hanya pengelola, ya kita surati BBWS Serayu-Opak," katanya.

Untuk masyarakat, dari kebutuhan 4.500 yang dikirimkan hanya 2,5 sehingga diberlakukan sistem gilir. Biasanya hilir dulu diairi.

"Masyarakat agar hemat air. Bagi petani, jika air kurang supaya mengaktifkan sumur pantek atau bergilir," tegasnya.

Ia berharap, upaya perbaikan siphon BC 9f segera dilakukan agar irigasi yang memasok air pertanian tidak terganggu. "Ini dalam rangka mendukung ketahanan pangan, khususnya produksi beras nasional," tuturnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Cilacap

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES