Masih Ada Sekolah Double Shift, Disdik Pagaralam Terapkan Zonasi dan Regrouping

TIMESINDONESIA, PAGARALAM – Kondisi pembelajaran double shift di sekolah, ternyata tak sedikit ditemui di Kota Pagaralam. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya lokal belajar.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pagaralam, H Cholmin Heryadi SPd Mpd melalui Kabid Dikdasmen, Jemiyo SPd MPd.
Advertisement
"Untuk Kota Pagaralam, masih ada disejumlah sekolah yang menerapkan double shift. Umumnya terjadi di sekolah-sekolah tingkat dasar. Saat ini, jumlah SD ada sekitar 90 sekolah, baik negeri maupun swasta," ungkapnya, Selasa (21/7)
Usai mengikuti diskusi virtual bersama Sumatera Ekspres, menghadirkan Kepala Disdik Sumsel, perwakilan BMPS dan Ombusman Sumsel bertajuk 'Sekolah Double Shift, Bolehkah ?', Pemkot Pagaralam melalui Disdik sedapat mungkin mengoptimalkan pembelajaran di sekolah.
Optimalisasi itu dilakukan baik di tingkat SD maupun SMP yang memang seharusnya, pemenuhan sarana pendukung pembelajaran harus memadai. Termasuk di sisi lain adalah pemerataan siswanya.
Jemiyo menambahkan, di Kota Pagaralam sejak dua tahun menerapkan zonasi, khususnya untuk PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), untuk menghindari penumpukan siswa di sekolah.
"Khususnya di perkotaan yang bisa berdampak banyak siswa yang diterima, tetapi tak sesuai dengan jumlah lokal. Untuk Kota Pagaralam saat ini, sudah berangsur adanya pemerataan siswa di pelosok," katanya.
Terkecuali lanjutnya untuk jalur prestasi. Siswa berkesempatan bisa memilih sekolah yang dituju tanpa dibatasi zonasi di mana siswa berdomisili. Ini untuk menghindari terjadinya double shift. Untuk PPDB, pihak sekolah diberikan sinyal agar menyesuaikan jumlah siswa baru dengan kondisi lokal belajar yang ada.
"Oleh karenanya, direncanakan regrouping tahap dua. Seperti komplek SDN 1, SDN 7 berlokasi di belakang SMA Negeri 1, Komplek SDN 5, SDN 9 Talang Kelapa, SDN 6, SDN 3, SDN 29 Bangun Rejo," bebernya.
Mengenai sarana pendukung disekolah antara di kota dengan di pelosok, Jemiyo menilai tidak ada perbedaan.
"Sarananya sama. Ke depan tetap kita optimalkan lagi, semisal keberadaan perpustakaan, toilet sekolah atau lainnnya. Peningkatan sarana pendukung tetap mengandalkan bantuan dari Provinsi ataupun Pusat semisal DAK sekolah," pungkas Kabid Dikdasmen Disdik Kota Pagaralam ini . (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |