Bau Sempat Dikeluhkan Warga, PT BJB Probolinggo Gelar Analisis Emisi Independen

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Aktivitas industri PT Berdikari Jaya Bersama (PT BJB), di Sumbertaman, Kota Probolinggo, Jawa Timur, sempat dikeluhkan warga.
Salah satu warga, bahkan sempat menulis surat terbuka. Soal indikasi bau menyengat karena aktifitas pabrik. Terkait hal itu, manajemen pabrik langsung melakukan analisis emisi gas buang.
Advertisement
Direktur PT BJB, Yuwie Santoso menyebut, langkah itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana gas emisi yang ditimbulkan. Apakah termasuk berbahaya, atau aman.
Guna menjaga indpendensi dan transparansi, pihak pabrik menyerahkan analisis emisi gas buang itu pada pihak ketiga. Yakni Lembaga khusus laboratorium lingkungan hidup dan kalibrasi, PT Unilab Perdana dan Mitralab, yang beralamat di Jakarta.
Hasilnya, uji laboratorium emisi gas buang pada aktivitas produksi yang dilakukan PT BJB dibawah ambang batas aman. "Hasil ini berdasarkan Lembaga yang kredibel dan independen. Dan pengujian semacam ini rutin kami lakukan tiap enam bulan sekali," ujar Yuwie.
Yuwie merinci, ada tiga lokasi utama yang dijadikan sample pengujian. Persis seperti yang sempat dikeluhkan warga sekitar. Antara lain di depan pabrik, sekitar gudang Bulog. Di belakang pabrik atau sekitar Perumahan Sumbertaman Indah, serta satu lagi di Kelurahan Jrebeng Lor.
Hasil uji laboratorium itu pun sudah dikirimkan ke beberapa stake holder terkait. Seperti DPRD Kota Probolinggo, Polresta Probolinggo, Dinas Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur.
Ketua Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Agus Riyanto menyebut, pihaknya sudah menerima Salinan hasil uji laboratorium emisi gas buang PT. BJB. "Sudah kami pelajari dan hasilnya memang di bawah ambang batas. Jadi aman untuk lingkungan sekitar," ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya meminta agar pihak pabrik tidak serta merta semena-mena saat menjalankan aktivitas produksinya kembali. "Kualitas dan baku mutu harus tetap diperhatikan. Agar tidak kemudian menimbulkan ketidaknyamanan pada lingkungan sekitar," tegasnya.
Sementara pada warga sekitar, Politisi PDI Perjuangan ini menyebut, agar masyarakat sekitar tidak serta merta selalu memandang negatif aktivitas pabrik pengolahan oli menjadi solar industri itu.
Agus menyebut, jika ada masalah hendaknya bisa dibicarakan secara baik-baik. Sebab bagaimanapun, keberadaan pabrik tersebut juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar.
Dari informasi yang dihimpun, 90 persen pekerja yang ada di PT BJB merupakan warga sekitar pabrik. Mulai dari ijazah SD sampai SMA. "Yang penting mereka mau bekerja, ya kami terima," tandas Direktur PT BJB Kota Probolinggo, Yuwie Santoso. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sholihin Nur |