Peristiwa Daerah

Geliat Desa Wisata Gunungsari Kabupaten Madiun, Pasar Pundensari Dibuka Lagi

Jumat, 24 Juli 2020 - 21:00 | 597.73k
Fasilitas cuci tangan dan masker disediakan bagi pengunjung Pasar Pundensari di Desa Wisata Gunungsari. Transaksi juga memakai uang pengganti dari bambu. (FOTO: Tim PKM Wima/TIMESIndonesia)
Fasilitas cuci tangan dan masker disediakan bagi pengunjung Pasar Pundensari di Desa Wisata Gunungsari. Transaksi juga memakai uang pengganti dari bambu. (FOTO: Tim PKM Wima/TIMESIndonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MADIUN – Desa Gunungsari adalah desa wisata berbasis budaya di Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Indonesia. Secara visual,  Desa Wisata Gunungsari sekilas terlihat seperti desa pada umumnya. Keasrian desa tersebut terlihat  dari jalanan desa yang bersih.

Beberapa meter dari gerbang masuk Desa Gunungsari, ada sebuah gang sempit dibatasi tembok rumah samping kanan kiri berhias mural karya anak-anak muda setempat.

Advertisement

Gang sempit itu rupanya mengantarkan para pengunjung ke punden Desa Gunungsari. Berbeda dari punden pada umumnya yang biasanya sepi dan disakralkan, punden Desa Gunungsari ini justru terlihat meriah.

Area di sekitar punden desa itu telah disulap menjadi pasar templek  (pasar kecil) yang kental tradisi Jawa. Setiap hari Minggu pagi, punden desa yang kini memiliki sebutan Pasar Pundensari itu ramai pengunjung.

Fasilitas-cuci-tangan-dan-masker-disediakan-2.jpg

Meja-meja pedagang menjual berbagai macam makanan tradisional dengan kemasan tradisional pula, tanpa plastik. Setiap pedagang dan penyedia jasa di pasar ini pun memakai pakaian tradisional Jawa yang menambah keunikan pasar tersebut.

Yang menarik pula,  transaksi di Pasar Pundensari tidak secara langsung menggunakan uang cetakan Bank Indonesia (BI) melainkan menggunakan token dari bambu berwarna-warni.

Pasar Pundensari merupakan salah satu dari beberapa keunikan dan keeksotisan Desa Gunungsari. 

Orang penting di balik keberhasilan perkembangan desa wisata Gunungsari dalam lima tahun terakhir adalah Bernadi Sabit Dangin yang akrab disapa Mas Bernad.

Bersama pokdarwis desa Gunungsari yang bernama Pokdarwis Setapura, Mas Bernard terus mengupayakan pengembangan Desa Wisata Gunungsari termasuk Pasar Pundensari.

Tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun tahun ini juga bekerjasama dengan Pokdarwis Desa Gunungsari untuk mengembangkan pariwisata desa tersebut. 

Fasilitas-cuci-tangan-dan-masker-disediakan-3.jpg

Kegiatan ini berlangsung berkat hibah pengabdian masyarakat oleh Kementrian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (Kemenristek/BRIN).

Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia saat ini juga mempengaruhi aktivitas wisata yang biasa dilakukan masyakat Desa Wisata Gunungsari termasuk  di Pasar Pundensari.

Untuk menunjang keberlanjutkan aktivitas wisata di sana, tim PKM melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan face shield bagi pengelola Pasar Pundensari.

Dengan diberlakukannya pedoman new normal, Pokdarwis Setapura melakukan uji coba pembukaan kembali Pasar Pundensari pada tanggal 5 Juli 2020 dengan  menerapkan  protokol kesehatan.

Selain face shield, tim PKM juga mendukung uji coba pembukaan kembali Pasar Pundensari dengan menyediakan tempat cuci tangan dan masker bagi para pengelola, pedagang dan pengunjung Pasar Pundensari.

Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan, kesehatan dan kenyamanan semua pihak. Sehingga para pengunjung tidak ragu-ragu datang ke Desa Wisata Gunungsari, Kabupaten Madiun. Salah satunya mengunjungi Pasar Pundensari. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Bambang H Irwanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Madiun

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES