Peristiwa Daerah

Katarina, Pejuang Masker Merah Putih Probolinggo

Selasa, 11 Agustus 2020 - 11:36 | 101.37k
Aktivitas pembuatan masker merah putih di rumah produksi Katarina. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)
Aktivitas pembuatan masker merah putih di rumah produksi Katarina. (FOTO: Happy L. Tuansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Momen kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini, berbarengan dengan pandemi covid-19. Cara memperingatinya pun, berbeda dengan tahun sebelumnya. Salah satunya, adalah Katarina Triningrum. Wanita perajin masker merah putih asal Kota Probolinggo, Jawa Timur. Dengan produksi maskernya, ia juga berperan aktif dalam membantu masyarakat untuk tetap bertahan di tengah pandemi covid-19.

Kesibukan pengemasan masker merah putih yang sudah jadi, sudah berlangsung sedari pagi. Di kediaman Katarina Triningrum, di Perum Kopian Indah, Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Sejak awal Agustus lalu, permintaan masker merah putih di industry rumahan ini melonjak drastic. Hingga saat ini, tak kurang dari 12 ribu masker sudah dibuat.

Advertisement

“Semuanya sudah tersebar ke beberapa daerah di Probolinggo dan kota-kota di sekitarnya. Ada pula yang pesan untuk donasi, sampai ke beberapa kota besar juga,” kata Katarina, Selasa (11/8/2020).

Aktivitas-pembuatan-masker-merah-putih-b.jpg

Produksi masker di industri rumahan ini pun, merupakan sebuah ketidak sengajaan. Sebelumnya industri kerajinan milik Katarina, membuat barang-barang daur ulang. Seperti keset, tas, tempat tisu, rompi, sepatu, dan lan sebagainya. Dengan bahan baku daur ulang.

Namun usaha itu mendadak mati, bersamaan dengan pandemi covid-19 pada Maret lalu. “Dari situ banyak ibu-ibu sekitar pada bertanya ke saya, ibu, apa tidak ada pekerjaan, kami terdampak pandemi ini bu,” tiru Katarina, mengulang ucapan rekan-rekannya waktu itu.

Dalam hati Katarina hanya bisa menangis. Namun juga bingung, apa yang bisa dilakukannya. Ide membuat masker kemudian muncul, saat dirinya membeli makanan di sekitar jalan mastrip. Di lokasi itu, Katarina menemui ada penjual masker kain. Ia pun mencoba membeli satu buah masker kain itu. Lalu mencoba membuat desainnya di rumah.

Berdasarkan contoh tersebut, ibu dua anak ini memberanikan diri menawarkan hasil produknya ke beberapa instansi dan kolega. “Ternyata responnya sangat bagus. Mulai dari situ pesanan mengalir. Untuk memenuhi permintaan, kami panggil ibu-ibu sekitar sini yang tadinya terdampak pandemi itu,” ujarnya.

Sampai saat ini, tak kurang dari 12 ribu masker sudah diproduksi. Mulai dari masker biasa, sampai masker dengan tema merah putih. Untuk harga, istri salah satu ASN di Pemkot Probolinggo ini membandrol dengan harga cukup terjangkau.

Aktivitas-pembuatan-masker-merah-putih-c.jpg

Harga normal, berkisar antara Rp 5 ribu hingga 7 ribu perpotong. “Jika untuk donasi, kami bisa sediakan harga 3 ribu rupiah. Dan ini juga banyak peminatnya, sampai ke luar kota. Beberapa kota besar seperti Jakarta juga memesan, terutama kerabat dan kolega ya,” sebutnya.

Saat ini, ada sekitar delapan orang ibu-ibu pekerja yang dilibatkan untuk membuat masker di tempat katarina. Dengan honor sekitar seribu rupiah, untuk satu buah masker yang diselesaikan. Jumlah total honor yang diterima pun, bergantung banyaknya masker yang bisa diselesaikan itu.

Sejumlah pesanan masker merah putih, bahkan juga disebar ke beberapa penjahit lain. Di sekitar tempat produksi Katarina, di Probolinggo, Jawa Timur. Melalui produksi ini, selain membantu masyarakat bertahan di tengah pandemi, dengan displin menggunakan masker, juga terbukti mampu bertahan di sisi ekonomi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES