Takir Plontang, Tradisi Warga Desa Kalidawir Tulungagung Meyambut Tahun Baru Islam

TIMESINDONESIA, TULUNGAGUNG – Peringati tahun baru Islam 1442 H, sejumlah desa di Tulungagung, Jawa Timur merayakan dengan gelar doa bersama dan tasyakuran. Salah satunya di Desa/Kecamatan Kalidawir, pada Kamis (20/08/2020) lalu. Seluruh warga desa merayakan dengan membawa takir Plontang, dan gelar doa bersama.
Takir Plontang merupakan sebuah nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan kelapa muda berbentuk seperti perahu, dengan ujungnya dibentuk dengan lidi. Takir tersebut berisi nasi dengan lauk potongan telur gulung, kacang goreng dan sambal goreng.
Advertisement
“Ini nerupakan tradisi turun temurun sejak saya kecil sampai sekarang,” ujar Ria, salah satu warga setempat.
Menurut kebudayaan Jawa, tiap bagian sebuah takir plontang memiliki makna tersendiri. Jika disimpulkan makna takir plontang merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan kerukunan dalam bermasyarakat.
Selain itu, takir juga memiliki makna sendiri dalam budaya Jawa. Yaitu sebagai simbol kehidupan manusia yang terombang-ambing mengikuti gelombang perkembangan.
Keunikan lain dari tradisi desa ini ialah, setiap pertigaan dan perempatan jalan terdapat warga menggelar kenduri. Warga akan berkumpul duduk melingkar dan takir berada di tengah.
Menurut khalil (2008, 273) kenduri yang dilakukan di perempatan karena pada zaman dahulu masjid dan mushola belum banyak berdiri. Jadi masyarakat mencari alteenatif lain dan menggunakan perempatan atau pertigaan.
Kebiasaan ini masih sering dilakukan oleh masyarakat modern dengan alasan untuk mempertahankan kebudayaan. Salah satunya warga Desa Kalidawir kecamatan kalidawir yang masih memegang kebudayaan tersebut.
“Dengan adanya kegiatan ini, juga untuk memperkenalkan tradisi budaya Jawa pada anak-anak muda supaya tidak tergerus zaman,” tambah Ria, usai acara kenduri takir Plontang menyambut tahun baru Islam di Desa Kalidawir. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Tulungagung |