Peristiwa Daerah

Dibina Dinsos Jatim, Difabel Ini Sukses Kembangkan Konveksi Beromzet Jutaan Rupiah

Rabu, 26 Agustus 2020 - 22:41 | 39.37k
Warga binaan Dinsos Jatim, Ngatini (memakai kursi roda), bersama warga binaan lainnya di Kota Malang. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Warga binaan Dinsos Jatim, Ngatini (memakai kursi roda), bersama warga binaan lainnya di Kota Malang. (Foto: Naufal Ardiansyah/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Dinas Sosial Jawa Timur (Dinsos Jatim) bisa dibilang berjasa kepada Ngatini (39), difabel warga Bojonegoro yang sukses mengembangkan bisnis konveksinya.

Sehari-hari Ngatini harus dibantu kursi roda. Sebagai difabel, perjuangan hidupnya mampu menginspirasi banyak orang.

Advertisement

Dinsos-Jatim-2.jpg

Bantuan pembinaan keterampilan dari Dinsos Jatim kepada dirinya membuahkan hasil. Setelah diberi alat mesin jahit, Ngatini telaten 'menjahit' bisnisnya hingga kini mempunyai empat orang karyawan.

"Selain bantu mesin jahit, Dinsos juga bantu obras. Sangat membantu saya di rumah. Sebelumnya saya tidak kerja. Hanya di rumah saja," kata Ngatini, ditemui TIMES Indonesia di Malang, Rabu (26/8/2020) di tengah acara Konsolidasi dan Integrasi Program Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Dinsos Pemprov Jatim.

Masa pandemi Covid-19 ini Ngatini banjir orderan masker. Jika sebelumnya, ia kerapkali menggarap pesanan pembuatan seragam sekolah dan perkantoran.

"Dinsos juga membantu pemasaran. Tapi kadang saya cari sendiri minta bantuan perangkat desa dan sekolah-sekolah," akunya.

Dari usahanya itu dia bisa mengantongi Rp 3 juta laba bersih per bulannya. Sudah dipotong biaya belanja, produksi, dan gaji karyawan.

"Dengan adanya bantuan dinsos ini sangat terbantu sekali," imbuhnya.

Dinsos-Jatim-3.jpg

Kepala Dinsos Jatim, Alwi, mengatakan Dinsos Jatim memiliki data sejumlah 376 orang warga binaan sosial (eks klien) yang telah mendapat bantuan sosial pengembangan kewirausahaan di 29 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Sosial setempat.

Dari jumlah warga binaan sosial yang telah mendapat bantuan sosial pengembangan kewirausahaan tersebut sudah banyak yang berkembang. Namun ada pula yang usahanya biasa saja, stagnan, bahkan tidak berkembang.

"Kondisi ini perlu adanya solusi atau trobosan untuk membantu mereka agar tetap bersemangat dalam mengembangkan usahanya sebagai mata pencaharian," tuturnya.

Alwi menjelaskan, Dinsos Jatim mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) baik yang dilaksanakan dalam UPT (disebut klien) maupun yang sudah kembali ke masyarakat (disebut eks klien).

"Jika mereka kembali ke masyarakat, ingin mengembangkan usahanya sesuai dengan keterampilan dan bakat yang mereka miliki, maka kami melakukan pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial di wilayah Kabupaten/Kota sesuai dengan kriteria dan anggaran yang tersedia," jelas Alwi.

"Kita bina mereka yang mempunyai keterbatasan. Misal pinter jahit tapi gak ada yang minta orderan, ujung-ujungnya ya mesinnya ditaruh," bebernya lagi.

Dinsos Jatim mengajak seluruh stakeholder dan instansi terkait untuk bersama-sama membantu masyarakat apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Program sosial kemanusiaan yang dikembangkan Dinsos Jatim akan menjadi pemicu masyarakat lainnya lebih produktif, tidak konsumtif. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES