Peristiwa Daerah

Tim Gabungan BKSDA Riau Berhasil Lepasliarkan Pesut

Minggu, 20 September 2020 - 22:48 | 47.71k
Pesut atau lumba-lumba air tawar yang dievakuasi tim gabungan BKSDA Riau, BPSPL KKP dan JAAN bersama masyarakat berhasil dilepasliarkan ke sungai kampar, Riau pada Sabtu (19/9). (Foto: dokumentasi KLHK)
Pesut atau lumba-lumba air tawar yang dievakuasi tim gabungan BKSDA Riau, BPSPL KKP dan JAAN bersama masyarakat berhasil dilepasliarkan ke sungai kampar, Riau pada Sabtu (19/9). (Foto: dokumentasi KLHK)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Satuan tim gabungan BKSDA Riau melakukan evakuasi pesut atau lumba-lumba air tawar pada Sabtu (19/9) di Desa Segati, Kec. Langgam, Kab. Pelalawan, Riau.

Seekor pesut yang dievakuasi tersebut berjenis kelamin jantan dengan ukuran panjang 2,20 meter dan diperkirakan berusia 30 tahun.

Advertisement

Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, mengatakan bahwa sebelum tindakan evakuasi, Tim gabungan yang terdiri Balai Besar KSDA Riau, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) KKP dan JAAN (Jakarta Animal Aid Network) bersama masyarakat setempat melokalisir area dengan cara memasang penghalang berupa jaring pada dua sisi, yaitu di hulu dan hilir sungai berjarak 50 meter.

Pesut atau Lumba lumba air tawar b

Tim melakukan pengamatan pergerakan satwa liar Pesut di sungai Desa Tambak pada Rabu (16/9). Keesokan harinya, pada Kamis (17/9), Pesut berpindah ke Desa Segati. Kedua Desa tersebut masih berada pada satu wilayah yaitu Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan. Namun, pada Jumat (18/9) Pesut berhasil melewati jaring pembatas dan bergerak ke arah hulu sungai sejauh 3 km.

“Tim kembali melokalisir area untuk memperkecil ruang gerak Pesut agar pergerakannya dapat terpantau dengan lebih baik. Akhirnya, sesuai hasil pengamatan dan observasi, Tim menyatakan kondisi Pesut dalam keadaan stabil dan normal, maka diputuskan dapat dievakuasi keesokan harinya pada Sabtu, (19/9),” jelas Suharyono dalam keterangan persnya pada Minggu (20/9).

Evakuasi Pesut tersebut didukung oleh masyarakat Desa Segati dan Desa Tambak dengan menggunakan 8 perahu dan 2 jaring. Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar menjelaskan kronologi proses evakuasi yang dimulai dengan melakukan pemasangan perangkap jaring sampai Pesut akhirnya berhasil ditangkap.

Selanjutnya pesut dibawa menggunakan perahu motor dari Desa Segati ke Desa Tambak. Setibanya di Desa Tambak, tim memodifikasi alat angkut pada bak mobil sebagai media bak berisi air dengan menggunakan terpal plastik.

Setelah Pesut diberikan perlakuan khusus agar tidak stres dalam pengangkutan. Tim membawa satwa tersebut ke lokasi pelepasliaran via jalan darat. Setelah tiba di lokasi pelepasliaran yaitu di Kelurahan Pelalawan, Kec. Pelalawan Kab. Pelalawan, 30 menit kemudian, didukung oleh pihak Kepolisian Sektor Pelalawan dan masyarakat setempat, Pesut tersebut dipindahkan ke perahu untuk dibawa ke lokasi release yaitu di Sungai Kampar. Namun sekitar 3 menit setelah direlease, Pesut kembali muncul kepermukaan air yang berjarak sekitar 30 meter di depan perahu, dan akhirnya berenang ke arah hilir Sungai Kampar.

Pesut atau Lumba lumba air tawar c

Suharyono menyampaikan bahwa proses evakuasi ini memakan waktu kurang lebih sembilan jam karena memperhatikan banyak faktor terutama menjaga agar Pesut tidak mengalami stres.

“Kami mengharapkan Desa Tambak selalu berkoordinasi dengan BKSDA Riau bila menemui kejadian yang sama, serta bersama-sama menjaga kebersihan sungai dari kegiatan pencemaran lingkungan,” pungkasnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES