Peristiwa Daerah

Uji Coba Suplai Air Minum ke Prambanan Lancar, PDAM Sleman Segera Ganti SR Sesuai Standar

Selasa, 29 September 2020 - 11:35 | 95.96k
Direktur PDAM Sleman, Dwi Nurwata SE MM bersama jajaran PDAM Sleman meninjau lokasi bersama Komisi B DPRD Sleman. Terlihat, meteran air (water meter) sesuai spek PDAM Sleman. (FOTO: PDAM Sleman for TIMES Indonesia)
Direktur PDAM Sleman, Dwi Nurwata SE MM bersama jajaran PDAM Sleman meninjau lokasi bersama Komisi B DPRD Sleman. Terlihat, meteran air (water meter) sesuai spek PDAM Sleman. (FOTO: PDAM Sleman for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Setelah melalui masa uji coba sejak Juli 2020 hingga September 2020, suplai air minum ke kawasan Kecamatan Prambanan dinilai layak dan sesuai yang di harapkan banyak pihak. Dalam waktu dekat air tersebut akan didistribusikan oleh PDAM Tirta Sembada Kabupaten Sleman (PDAM Sleman), Yogyakarta kepada warga.

Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi warga. “Apalagi, bertepatan dengan musim kemarau tahun ini, dapat mencapai titik tertinggi (reservoir /bak penampungan utama Mintorogo, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan dan mengalir dengan lancar,” kata Direktur PDAM Sleman, Dwi Nurwata SE MM, Selasa (29/9/2020).

Advertisement

Dwi-Nurwata-SE-MM-2.jpg

Dwi Nurwata menambahkan, air olahan PDAM Sleman yang didistribusikan melalui jaringan pipa transmisi tersebut berasal dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Pendekan, Berbah, Sleman dengan sumber air dari sungai Opak. Semula di wilayah Prambanan khususnya Desa Sumberharjo, Desa Gayamharjo dan Desa Wukirharjo sering kekurangan air bersih. Sementara kebutuhan air bersih bagi masyarakat Prambanan ini, dilayani oleh OPA (Organisasi Pengelolaan Air) setempat.

Air yang dipakai OPA untuk memenuhi kebutuhan masyarakat bersumber dari tiga sumur bor yang sudah ada sebelumnya. Dulunya sumur bor ini dibuat oleh salahsatu instansi terkait, kisaran tahun 2000 an. Berikut jaringa pipa distribusinya berupa sarana air bersih pedesaan.

Sumur ini posisinya ada di bagian bawah lalu di pompa untuk memenuhi masyarakat yang ada di wilayah atas.

Mekanismenya masyarakat berlangganan pada kelompok masyarakat atau OPA tadi. Namun, saat kemarau tiba, debit air ketiga sumur dalam ini menurun. Bahkan ada salahsatu sumur dalam yang kemudian ditutup oleh masyarakat.  Disatu sisi jaringan perpipaan OPA setempat belum mampu menjangkau kebutuhan air bersih masyarakat. Terlebih saat musim kemarau tiba, sehingga dibutuhkan dropping air menggunakan truk tangki untuk mencukupi kebutuhan warganya.

“Memang, selain secara geografis letaknya diperbukitan kapur. Di wilayah ini juga sulit ditemukan sumber air,” terang Dwi.

Dwi Nurwata menjelaskan, dengan berakhirnya masa uj icoba ini, maka akan dilanjutkan dengan rencana tahap selanjutnya. Yakni, per 1 Oktober 2020 akan dilakukan penggantian meteran air (water meter), sambungan instalasi rumah (Sambungan Rumah /SR) sesuai spesifikasi / standart yang digunakan oleh PDAM Sleman. Sekaligus mulai diberlakukannya baca meter sebagai bentuk edukasi masyarakat setempat.

PDAM-Sleman.jpg

“Ini untuk menunjukkan bahwa masyarakat juga menerima pra ekspansi. Sedangkan kewajibannya yaitu membayar rekening sesuai meter dan tarip yang telah ditetapkan dalam peraturan Bupati Sleman,” jelasnya.

Menurut Dwi Nurwata, baik masyarakat, kelompok OPA, perangkat desa atau Kecamatan Prambanan mau menerima dan bekerjasama dengan PDAM Sleman. Mulai dari pembenahan, inventarisasi dan edukasi. Sehingga, dari tiga wilayah desa tadi, saat ini sudah terdaftar seribu pelanggan. Serta akan dilakukan pergantian semua SR nya mulai bulan Oktober hingga Desember 2020.

Sementara itu, berkaitan dengan musim kemarau, ada penurunan debit air sebanyak 10 persen. Karena itu PDAM Sleman kembali akan mengoperasionalkan sumur dalam. Baik sumur dalam yang ada di Sleman, Depok, Godean, Tambakrejo dan juga Ngemplak.

Tentu, dengan penggunaan sumur dalam inilah terasa dampaknya bagi PDAM Sleman. Terutama menyangkut biaya operasional. Baik pada power listrik atau penggunaan bahan kimia dalam proses pengolahannya.

Karena itu, pihaknya harus berhati-hati dalam membalancing. Sehingga plan harus tetap berjalan dengan baik. Sementara disatu sisi pihaknya juga tidak ingin terbebani dengan bertambahnya biaya power listrik atau penggunaan bahan kimia untuk pengolahan tadi. Sehingga PDAM Tirta Sembada Kabupaten Sleman (PDAM Sleman) yang notabene Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD) milik Pemkab Sleman ini  tetap berjalan sesuai yang diharapkan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES