Olahan Kornet Daging Kurban Bantu Ketahanan Pangan Masyarakat saat Pandemi

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Cara membagikan olahan daging kurban melalui kaleng kornet dan rendang dilakukan Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) dan Lembaga Amil Zakat Nasional Lembaga Manajemen Infaq (Laznas LMI). Pasalnya cara ini memiliki banyak manfaat.
Itu karena Idul Adha 1441 H memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini beragam cara dilakukan agar tetap bisa membantu masyarakat dalam penyaluran daging kurban dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Advertisement
"Cara pembagian melalui kornet dan rendang ini memiliki banyak manfaat: pertama, masyarakat tinggal makan, tidak perlu lagi mengolahnya. Kedua, olahan ini bisa bertahan lama. Ketiga, membantu masyarakat lebih luas dipelosok negeri," ujar Direktur Program dan Pemberdayaan, Guritno, Rabu (30/9/2020).
Guritno menambahkan olahan daging kurban yang berbentuk kornet dan rendang itu nantinya juga digunakan untuk membantu masyarakat dalam rangka membantu pangan selama masa pandemi Covid-19 ini.
"Kita belum tau kapan pandemi Covid-19 ini berakhir, namun kita sudah tau berapa ribu masyarakat yang terdampak setelah adanya pandemi Covid-19, makanya kami terus berupaya membantu masyarakat dalam hal ketahanan pangan," katanya.
Senada, Ketua Pengurus KWSG, Nixo Armadani mengatakan, awalnya ia kesulitan hendak menggunakan cara seperti apa untuk membagikan daging kurban. Setiap Idul Adha biasanya mereka langsung membagikan daging kurban ke masyarakat sekitar kantor dan masyarakat yang membutuhkan.
"Namun, setelah pandemi Covid-19 ini kami membikinnya menjadi olahan daging kurban itu menjadi kornet dan rendang. Selain mengedepankan keamanan, ternyata manfaatnya lebih luas, kami bisa membantu masyarakat lebih luas lagi," ujarnya.
Nixo, sapaan akrabnya, berharap dengan adanya olahan daging kurban ini bisa membantu masyarakat terlebih untuk ketahanan pangan pasca pandemi Covid-19.
"KWSG turut serta program ketahanan pangan yang digagas Laznas LMI, terlebih kornet dan rendang daging kurban bisa bertahan selama dua tahun, kami berharap mudah-mudahan ketahanan pangan ini bisa menjadi program yang berkelanjutan," imbuhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |