Peristiwa Daerah 3M Lawan Covid

PP Mamba'ul Ma'arif Jombang Buka Pembelajaran dalam Protokol Kesehatan Ketat

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 11:53 | 281.15k
Masjid Jami' dan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Masjid Jami' dan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang (FOTO: Rohmadi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JOMBANG – Beberapa waktu lalu sebagian pondok pensantren di Kabupaten Jombang telah memulangkan santrinya lantaran dikhawatirkan terjangkit Covid-19. Salah satunya di Pondok Pesantren atau PP Mamba'ul Ma'arif Denanyar.

Kini Pondok Pesantren yang didirikan oleh salah satu pendiri NU, yaitu KH Bisri Syamsuri tersebut telah kembali menarik santrinya untuk proses belajar mengajar. Setidaknya dari jumlah keseluruhan lebih dari 2000 santri, sebagian besar sudah kembali ke pesantren.

Advertisement

Pondok Pesantren Mambaul Maarif 2

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh KH Abdussalam Shokhib, Pengasuh PP Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang. "Alhamdulillah, sudah sekitar 90 persen santri sudah balik ke pondok pesantren," ungkapnya, Sabtu (3/10/2020).

Gus Salam, sapaan akrabnya, mengaku bahwa dalam hal pengembalian santri di masa pandemi Covid-19 pesantren mempunyai kebijakan yang longgar. Jadi tidak seperti biasanya santri kembali sesuai jadwal yang ditentukan oleh pesantren, melainkan kita kembalikan ke wali santri masing-masing.

"Kami kembalikan ke wali santri, yang berkenan mengembalikan anaknya dipersilakan dan kalau ada yang khawatir ya kita mentolerir. Karena dalam situasi yang seperti ini tidak mungkin kita mewajibkan kalau secara mentalitas dan psikis belum siap," katanya.

Gus Salam menegaskan, semua santri yang telah kembali ke pesantren sudah aktif mengikuti kegiatan pesantren seperti shalat berjamaah, ngaji, hingga madrasah diniyah.

"Kegiatan pesantren sudah aktif, kami juga mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah seperti jamaah shalat lihat waktu kita tetap jaga jarak, saat ngaji dan di madrasah diniyah semua wajib memakai masker," jelasnya.

Gus Salam menegaskan, bahwa aktivitas pesantren berjalan seperti biasa, tidak ada pelajaran atau waktu ngaji yang dikurangi. Melainkan hanya polanya saja diatur agar tidak terjadi kerumunan.

Sedangkan untuk sekolah umum masih belum berjalan seperti biasa. "Kalau aktifitas pesantren sudah normal kembali, namun untuk sekolah umum sampai sekarang belum diperbolehkan tatap muka sama pemerintah," tegas Gus Salam.

Untuk meningkatkan Imunitas santri kami juga menerapkan pola hidup baru di pesantren seperti olahraga, pola makan, dan jam istirahat santri kami atur. Hampir setiap hari, pada pagi hari sebelum memulai aktivitas pesantren, para santri diinstruksikan untuk senam di halaman pesantren.

"Tidak hanya itu, setiap dua minggu sekali khusus santri putra bermain sepak bola di lapangan. Biasanya, saat situasi normal, olahraga ini hanya dilakukan santri satu bulan sekali," ujarnya

Menurutnya, kesehatan santri dalam situasi seperti sekarang harus lebih diperhatikan. Karenanya, pesantren dituntut bisa mengatur waktu dengan seimbang antara waktu belajar santri dan berolahraga.

Selain olahraga, Pesantren Mamba'ul Ma'arif juga mengatur pola makan santri dengan makanan-makanan yang sehat. Santri diwajibkan makan di pondok 3 kali sehari dan dilarang membeli makanan diluar pondok.

Selain itu, santri tidak diperkenankan lagi makan dalam satu wadah untuk porsi lebih dari satu santri. Karena hal itu mengundang kerumunan yang rentan akan virus Corona.

"Dari awal di surat edaran pesantren kita instruksikan agar santri membawa seperti piring atau kotak makan, sendok, dan sejenisnya untuk kebutuhan makan di pesantren. Serta santri tidak diperbolehan lagi untuk makan di luar pondok," bebernya. 

Waktu istirahat santri juga diatur pesantren secara ketat. Setidaknya pukul 22.00 WIB sudah tidak ada lagi kegiatan pesantren. Serta semua santri diwajibakan sudah di kamarnya masing-masing dan beristirahat.

Menurut Gus Salam, hal tersebut masih berkaitan dengan upaya pesantren dalam menjaga daya imunitas santri agar tidak lemah. Karenanya santri harus beristirahat dengan cukup.

"Kita perketat jadwal tidur, kalau dulu kita cukup longgar, tapi kalau sekarang jam 10 malam sudah harus istirahat agar kesehatannya tetap terjaga, imunitasnya juga terus terjaga," pungkas Gus Salam, pengasuh PP Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES