Wayang Tavip Karya Seniman Kabupaten Bandung Ikut Sosialisasikan Protokol Kesehatan

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Kampung Jelekong, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung dikenal sebagai Kampung Seni. Selain dikenal sebagai sentra lukisan, sejak lama Jelekong juga terkenal dengan wayang goleknya. Para penggemar wayang golek tentu mengenal deretan nama dalang terkenal, dari mulai Abah Sunarya, Dede Amung, Asep Sunandar Sunarya hingga Dadan Sunandar Sunarya.
Selain wayang golek yang sudah lama terkenal, kini di kampung tersebut muncul lagi satu jenis wayang yang diberi nama Wayang Tavip, mengacu pada nama penciptanya, Muhammad Tavip.
Advertisement
Kreatifnya lagi, Wayang Tavip dibuat dari limbah plastik yang sudah tidak terpakai. Cara membuatnya pun amat sederhana. Setelah botol plastik bekas dipipihkan dengan cara disetrika, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa wayang wayang menggunakan spidol, lalu dipotong dengan solder panas. Agar lebih cantik, wayang yang sudah dibentuk tersebut kemudian diwarnai.
Yang juga unik, di tengah Pandemi Covid 19 saat ini, para pengrajinnya menyisipkan pesan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan mendesain wayang seolah-olah menggunakan masker. Muhammad Tavip bercerita, Wayang Tavip awalnya dibuat tahun 2008.
"Berawal dari keprihatinan akan banyaknya sampah plastik yang berserakan dan tidak terpakai. Dan baru tahun 2020 ini, wayang Tavip mulai serius dikembangkan," tutur Tavip saat ditemui dikediamannya di Komplek Delima Endah, Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (22/10/2020).
"Kalau masalah cerita, jarang sekali saya mengambil cerita yang bersumber dari Ramayana atau Mahabarata. Tapi lebih kepada isu-isu kekinian. Seperti sekarang tentang kondisi virus Covid-19, beberapa kali juga membikin tokoh-tokoh wayang dengan menyisipkan pesan 3M, wayangnya juga menggunakan masker. Pesannya jelas, wayang saja pakai masker, masa manusia tidak?" tutur Tavip.
Wayang Tavip sendiri merupakan inovasi wayang kontemporer yang berpijak dari seni wayang sebelumnya. "Dari sisi fisik, pendekatannya lebih ke wayang kulit," ucap Tavip. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Publisher | : Rizal Dani |