Survei MarkPlus: Ragu ke Rumah Sakit, 67 Persen Milenial Pilih Konsultasi Online

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tingkat keyakinan masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan (faskes) di masa pandemi Covid-19 masih terbilang rendah. Hal ini sesuai dengan hasil survei cepat yang dilakukan MarkPlus, Inc.
Survei dilakukan pada pada 105 responden di seluruh Indonesia dengan rentang usia mayoritas generasi milenial. Pada masa awal pandemi Maret hingga Juni 2020, terdapat 41,9 persen yang mengaku ragu untuk mendatangi fasilitas kesehatan.
Advertisement
Keraguan tersebut masih berlangsung bahkan meningkat menjadi 48,6 persen pada responden yang didominasi warga Jabodetabek selama Juli hingga Oktober atau masa Normal Baru.
Masyarakat semakin waspada mengingat salah satu klaster yang paling banyak berkontribusi pada kasus Covid-19 di wilayah Jabodetabek berasal dari faskes seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik.
Frekuensi kunjungan pada masa Normal Baru lebih banyak dilakukan oleh masyarakat dengan kelas ekonomi kebawah dibandingkan kelas ekonomi menengah ke atas.
"20 persen responden dengan SEC kurang dari satu juta perbulan mengunjungi fasilitas kesehatan sebulan sekali. Sementara 46,2 persen responden dengan SEC lebih dari 8 juta perbulan hanya tiga bulan sekali," papar Business Analyst MarkPlus, Inc. Salwa Syafawiyah dalam The 2nd MarkPlus Industry Roundtable: Healthcare Sector pada Jumat (23/10) 2020 via daring.
Aktivitas kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat adalah konsultasi penyakit umum oleh 24,6 persen responden Jabodetabek dan 16,7 persen responden di luar Jabodetabek melakukan peningkatan imunitas seperti suntik vaksin dan vitamin.
Mayoritas responden merasa terbantu dengan adanya layanan aplikasi kesehatan dalam melakukan konsultasi. Layanan konsultasi online tersebut paling banyak digunakan oleh 67 persen responden milenial yang berusia di bawah 34 tahun.
Tidak hanya konsultasi, pemesanan dan pembelian obat secara online juga lebih disukai oleh masyarakat khususnya responden di sekitar Jakarta.
Sebanyak 43,5 persen responden Jabodetabek akan memilih memesan obat via online ketika sakit, sementara itu 52,8 persen responden non-Jabodetabek lebih memilih langsung berkunjung ke apotek untuk membeli obat.
"Pada masa Normal Baru masyarakat cenderung mandiri ketika sakit dengan membeli obat sendiri secara online ataupun di apotek," tambah Salwa.
Sayangnya, terdapat semacam jarak antara harapan masyarakat dengan apa yang telah diupayakan fasilitas kesehatan.
Meskipun protokol kesehatan tetap penting, ekspektasi utama responden saat ini adalah pengembangan layanan konsultasi online melalui aplikasi, chat dan video call yaitu sebesar 64,8 persen.
Sedangkan upaya prioritas yang dilakukan oleh faskes masih terpaku pada penerapan protokol kesehatan sebesar 44,8 persen. Prioritas kedua yang diharapkan responden adalah adanya sistem pendaftaran secara online sebesar 57,1 persen.
"Sementara hanya ada 26,7 persen fasilitas kesehatan saat ini yang menyediakan layanan konsultasi online," tutupnya.
The 2nd MarkPlus Industry Roundtable sendiri merupakan rangkaian webinar sebagai sarana diskusi bagi para industri di berbagai sektor untuk memberikan perkembangan dan tantangan yang dihadapi setelah hampir satu semester menghadapi pandemi Covid-19. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |