Peristiwa Daerah

Mengenal Sosok Gadis Cantik Penulis Buku Menggugat Feminisme

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 18:57 | 137.51k
Uswatun Hasanah, Penulis Buku Menggugat Feminisme. (Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Uswatun Hasanah, Penulis Buku Menggugat Feminisme. (Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Berawal dari mimpi jadi penulis, Uswatun Hasanah, sosok perempuan kelahiran Desa Waru Barat berhasil menerbitkan buku dengan judul 'Menggugat Feminisme'.

Perempuan asal Pamekasan ini biasa di panggil Uunk dalam kehidupan sehari-harinya. Ia nama aslinya Uswatun Hasanah lahir pada 13 Februari 1997 di Desa Waru Barat, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan. 

Advertisement

Uswatun Hasanah, bercerita bahwa tujuan dirinya menulis buku ini adalah untuk berbagi perspektif bagaimana memandang relasi gender antara laki-laki dan perempuan.

"Selebihnya, saya menerbitkan buku bertujuan untuk mengajak pembaca, melihat kembali beberapa fakta di sekitar kita yang tidak kita sadari, tetapi berpengaruh besar pada hubungan satu orang dengan orang lainnya," ungkap Uswatun Hasanah pada TIMES Indonesia, Sabtu (31/10/2020).

Perempuan, yang saat ini menjadi ketua HMI komisariat Tarbiyah di Kampus IAIN Madura tersebut tidak hanya bercita-cita ingin jadi penulis, akan tetapi ia juga bercita-cita menjadi seorang trainer.

"Saya suka kegiatan yang menambah kenalan dan pengalaman," kata Uswatun Hasanah.

Wanita berparas cantik tersebut bercerita bahwa dirinya bercita-cita menjadi seorang penulis sejak di bangku sekolah SMP.

"Saya aktif menulis sejak kelas 1 MA dan aktif di berbagai organisasi kepenulisan di pesantren seperti di forum lingkar pena (FLP) dan aliansi jurnalis muslimah (AJM) di PP Banyuanyar Putri," ungkapnya.

Uswatun Hasanah yang masih aktif kuliah di kampus IAIN Madura, prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) menjelaskan alasan kenapa dirinya memilih menjadi penulis, karena ucapan mudah dilupakan tetapi tulisan kita akan terus abadi. Selain itu, menulis adalah cara berbagi pikiran dan pengalaman kita pada banyak orang dengan santun.

Selain itu juga, pihaknya menyampaikan kenapa dirinya memilih judul Menggugat Feminisme, karena salah satu judul essai di dalam buku itu membahas Feminisme. Dan judul ini merepresentasikan isi buku tersebut bahwa feminisme perlu kita kaji ulang.

Perempuan terlahir dari pasangan suami istri  Ach Busran dan Sakdiyah berharap tulisannya bisa menginspirasi dan bermanfaat bagi banyak orang. Karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat dan berbagi kebaikan kepada orang lain.

"saya berharap generasi muda selanjutnya bisa lebih terbuka terhadap ideologi feminisme dan memberi respon dengan objektif, generasi muda yang akan datang harus melahirkan gerakan dan pemikiran pembaharu terutama dalam pola relasi gender," tambahnya.

Penulis buku Menggugat Feminisme ini lebih jauh menjelaskan bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan apapun, justru memiliki banyak sekali kekurangan. Karena kita menulis untuk belajar, memperlihatkan kekurangan dari tulisan kita, menerima kritik yang membangun, dan memperbaiki pada tulisan berikutnya. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES