Cerita Para 'Penyapu Koin' di Jembatan Sewo Indramayu

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Puluhan orang berjejer di pinggir jalan raya Pantura Indramayu. Pemandangan yang terjadi di Kecamatan Sukra, tepatnya di Jembatan Sewo, perbatasan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang ini, bukanlah hal yang aneh. Orang-orang tersebut adalah 'penyapu koin' yang dilempar oleh pengendara.
Mereka masing-masing membawa sebuah sapu yang terbuat dari ranting kering, yang digunakan untuk mengambil uang koin ataupun kertas yang dilempar oleh pengendara yang lewat.
Advertisement
Pandangan mereka selalu menghadap ke arah kendaraan yang akan lewat, dengan sapu yang siap siaga di tangannya. Sebab, sewaktu-waktu orang yang ada di dalam kendaraan tersebut akan melempar uang ke jalan dekat jembatan.
Apabila orang yang ada di dalam kendaraan tersebut melemparkan uang ke jalan, para penyapu jalan yang berada di dekatnya akan saling berebut untuk mengambil uang tersebut. Seolah tidak mempedulikan keselamatan diri sendiri maupun pengguna jalan yang lain, mereka akan terus mengejar uang tersebut hingga didapat.
Fenomena unik di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang ini bukan muncul dengan sendirinya. Menurut salah satu penyapu koin bernama Carta (40), tradisi penyapu jalan ini bermula dari mitos yang terapat di Jembatan Sewo. Saat itu, ada kakak beradik miskin bernama Saedah dan Saeni. Mereka bertahan hidup dengan menjadi pengemis di Jembatan Sewo.
Kisah ini memang sudah berlangsung sangat lama. Namun, masyarakat mempercayai jika arwah dari kakak beradik itu tetap melegenda di bawah Jembatan Sewo. Hal ini yang membuat Jembatan Sewo dikenal pula sebagai jembatan mistis, hingga sekarang.
"Alasan para pengendara melempar koin supaya mereka selamat sampai tujuan, dan juga mengalap berkah," jelasnya, Minggu (1/11/2020).
Meskipun begitu, cara masyarakat mengais rezeki dengan menyapu koin di Jembatan Sewo ini tergolong ekstrem dan menantang maut. Pasalnya, jalur yang biasa dilintasi ribuan kendaraan berbagai ukuran setiap harinya tersebut, banyak yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Untuk itulah, ada saja para penyapu koin ini yang hampir tertabrak kendaraan, ketika hendak mengambil uang yang dilempar di jalan. Namun, hal tersebut ternyata tidak membuat mereka jera. Karena, hasil yang didapat ternyata cukup fantastis.
Menurut salah satu penyapu koin, Onah (43), dalam sehari dia bisa mengantongi Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Itu pun dia lakukan dari siang hari hingga sore hari. Apalagi jika sudah memasuki musim mudik dan arus balik lebaran, dia bisa mengantongi Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta sehari.
"Kalau lebaran ramai, biasanya sampai sejuta. Kalau sekarang cuma bisa dapat seratus," tuturnya kepada TIMES Indonesia.
Onah mengakui, penghasilannya sebagai penyapu koin di Jembatan Sewo, jauh lebih besar dibandingkan dengan profesi sebelumnya yang hanya pedagang biasa. Karena itu, dia rela berpanas-panasan untuk menunggu para pengendara melemparkan uangnya ke jalan.
"Udah lama jadi penyapu jalan, karena buat kebutuhan juga. Kalau berdagang tidak sebanyak ini," jelasnya.
Onah dan puluhan penyapu koin lainnya mungkin hanya terkesiap dengan hasil yang didapatkan, tanpa memikirkan keselamatan nyawanya sendiri. Namun, tampaknya tak ada pilihan lain selain mengais rezeki sebagai penyapu koin di Jembatan Sewo, walau nyawa adalah taruhannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |