Peristiwa Daerah

Peduli Lansia, Atalia Ridwan Kamil Terus Perkuat Program BKL

Senin, 02 November 2020 - 23:06 | 42.95k
Ketua TP-PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil saat Sosialisasi Tujuh Dimensi Lansia Tangguh yang diinisiasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jabar di Hotel Novotel, Kota Bandung, Senin (2/11/20). (FOTO: Humas Jabar for TIMES Indonesia)
Ketua TP-PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil saat Sosialisasi Tujuh Dimensi Lansia Tangguh yang diinisiasi Perwakilan BKKBN Provinsi Jabar di Hotel Novotel, Kota Bandung, Senin (2/11/20). (FOTO: Humas Jabar for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Ketua TP PKK Provinsi Jabar Atalia Ridwan Kamil mengatakan, BKL yang menjadi bagian dari program kerja PKK Pokja 1 adalah program pemberdayaan lansia di mana keluarga dan masyarakat sekitar menjadi pelaku utamanya.

“Di BKL yang kita persiapkan adalah keluarganya,” kata Atalia saat jadi pembicara Sosialisasi Tujuh Dimensi Lansia Tangguh yang diinisiasi oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Jabar di Hotel Novotel, Kota Bandung, Senin (2/11/20).

Advertisement

Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus memperkuat Bina Keluarga Lansia (BKL), yang program peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan para lanjut usia dalam sebuah keluarga. 

“Bagaimana anggota keluarga ini bisa menerima anggota keluarga yang sudah sepuh dan bagaimana juga bisa terus memahami kondisinya, kemudian menyemangati, karena yang paling penting adalah kebahagiaan itu harus muncul bagi kedua belah pihak (lansia dan keluarganya),” papar Atalia.

Tak hanya anggota keluarga, imbuh dia, BKL juga melibatkan berbagai kelompok di dalam masyarakat untuk menggelar kegiatan dan edukasi. Kegiatan perkumpulan ini menjadi penting untuk menghilangkan rasa sepi yang biasanya dirasakan oleh para lansia, terlebih apabila anggota keluarganya jarang hadir secara fisik atau sibuk dengan kegiatan masing-masing.

BACA JUGA : Atalia Ridwan Kamil: Tanamkan Kebiasaan Baru dalam Pola Asuh Anak di Tengah Pandemi

“Ketika mereka berkumpul dengan teman-teman sebaya mereka, mereka akan lebih merasa bahagia. Karena mereka punya teman untuk cerita, untuk berbagi,” ucapnya. 

“Selain itu, ruang-ruang untuk mereka berinteraksi itu diperluas, ruang-ruang untuk mereka bisa membangun kebahagiaan mereka, membangun kemandirian mereka dari sisi ekonomi misalnya, itu harus terus didorong,” imbuhnya.

Atalia juga menambahkan, sebagai bagian dari keluarga, para lansia sebenarnya bisa menjadi motivator untuk berbagai kegiatan anak-anak, remaja, atau pasangan muda, karena para lansia memiliki pengalaman dalam menjalani kehidupan ini.

Untuk itu, menurut Atalia para lansia juga perlu mendapatkan apresiasi karena lansia di masa mudanya telah bekerja keras dan berkontribusi dalam membangun keluarga dan bangsa.

“Sebagai bagian dari keluarga, mereka (lansia) juga bisa menjadi motivator untuk berbagai program atau kegiatan remaja, anak, atau pasangan muda itu bisa didapat dari para lansia ini, karena mereka sudah berpengalaman,” tuturnya.

“Para lansia adalah mereka yang sudah bekerja keras, jadi mereka juga sudah memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa maupun keluarga,” imbuh Atalia.

Kegiatan-kegaitan yang digelar dalam BKL mulai dari pemeriksaan kesehatan, senam bersama atau olah raga, hingga curhat. Selain itu, ada pula temu keluarga dan kunjungan rumah. BKL pun diharapkan bisa menciptakan lanjut usia yang mandiri, menciptakan kesejahteraan spiritual bagi lanjut usia, dan menciptakan lanjut usia yang sehat lahir dan batin.

Dalam BKL, keluarga berperan untuk memfasilitasi lansia dalam mengarahkan komponen yang dimilikinya; meningkatkan ketaqwaan beribadah dan penyediaan sarana ibadah; pembinaan fisik untuk menjaga kesehatan melalui pemberian makanan bergizi, menjaga kebugaran melalui olah raga, tidur teratur, hingga merawat lansia jika sakit.

Peran keluarga lainnya dalam membentuk lansia sejahtera dan bahagia, yaitu dalam pembinaan mental psikis untuk mengatasi keadaan mental dan emosional, hingga pembinaan ekonomi untuk mengatasi rasa kesepian dengan menciptakan suasana yang menyenangkan agar merasa diperhatikan dan dibutuhkan.

“Karena para lansia ini perlu di dengar dan diperhatikan, juga merasa dibutuhkan,” ucap Atalia dalam paparannya di acara sosialisasi tersebut.“Peran keluarga juga penting dalam memberikan motivasi untuk mengembangkan hobi atau pekerjaan ringan dan memenuhi kebutuhan lansia,” tambah Atalia Ridwan Kamil. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES