Pemuda Madura Raih Top Skor Jatim Seleksi CPNS Mahkamah Agung RI

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Ujian seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 yang dilaksanakan sejak tahun 2019 lalu dan sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, saat ini sampai pada tahap pengumuman akhir.
Dalam pengumuman hasil seleksi CPNS 2019 tersebut, terdapat suka maupun duka dari setiap peserta tes yang mengikuti seleksi. Dukanya, banyak peserta yang berguguran karena tidak memenuhi nilai ambang batas (passing grade) maupun kalah selisih nilai di perangkingan.
Advertisement
Namun sukanya, ada beberapa peserta yang berhasil lolos memperoleh nilai maksimal, bahkan beberapa di antaranya berhasil mendapatkan nilai tertinggi (top skor).
Kabar menggembirakan itu datang dari salah satu peserta seleksi CPNS Mahkamah Agung RI, asal Kabupaten Pamekasan, Madura.
Dilansir melalui laman resmi Mahkamah Agung RI, mengumumkan beberapa peserta yang dinyatakan lolos seleksi CPNS 2019 Mahkamah Agung RI dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) dan berhak untuk melaju ke tahap pemberkasan.
Dari nama peserta yang ada, salah satu peserta yang lolos seleksi atas nama Gandhi Satria Dharma asal Kabupaten Pamekasan, Madura.
Ia berhasil meraih skor terbaik Jawa Timur dalam Seleksi Kemampuan Bidang (SKB) dengan total nilai 405 dan integrasi nilai tertinggi Jawa Timur dengan nilai 79,160 dalam formasi jabatan Analis Perkara Peradilan Mahkamah Agung RI.
Perlu diketahui juga, Gandhi Satria Dharma jika dilihat dari perbandingan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dengan peserta lain yang mengikuti seleksi dengan formasi yang sama, peringkatnya secara nasional memiliki IPK tertinggi dengan IPK 3,91.
Tidak cukup hanya disitu, pria yang akrab disapa Gandhi itu, meraih top skor dalam seleksi CPNS 2019 ini bukan hanya dari jenis formasi umum yang ia ikuti.
Melainkan, skor SKB dan integrasi nilai yang tertera dalam lampiran pengumuman, Gandhi juga menjadi yang terbaik dari semua jenis formasi, baik jenis formasi lulusan terbaik (cumlaude) maupun dari jenis formasi disabilitas. Tentu ini merupakan kabar yang mengesankan baginya.
Jumlah pelamar Analis Perkara Peradilan Mahkamah Agung RI semula sebanyak 20.102 peserta untuk diseleksi kelengkapan administratifnya.
Lalu dari jumlah tersebut, terpilih 19.523 peserta yang berhak melaju ke tahap selanjutnya yaitu Seleksi Kemampuan Dasar (SKD).
Selama berlangsungnya SKD, hanya 786 peserta saja yang memenuhi nilai ambang batas untuk bisa lanjut ke tahap Seleksi Kemampuan Bidang (SKB), dan setelah melalui semua seleksi tersebut, maka sampailah ke tahap akhir, tersisa sebanyak 262 peserta yang dinyatakan lolos seleksi CPNS MA RI tahun 2019.
Ia mengaku sangat senang, bahagia dan terharu.Menurutnya, hasil nilai tertinggi yang ia raih berkat doa orang tua dan jerih payahnya yang tekun belajar dengan gigih.
"Alhamdulillah sangat senang, bahagia dan terharu juga, keberhasilan saya ini berkat Allah swt, doa orang tua, keluarga, dan teman-teman akhirnya saya bisa lolos seleksi CPNS MA RI," kata Ghandi, Senin (2/11/2020).
Ghandi juga membeberkan, persiapannya dalam mengikuti seleksi CPNS ini seperti peserta pada umumnya.
Yaitu, beribadah, berdoa, belajar dan berlatih soal di berbagai jenis buku khusus ujian menghadapi tes CPNS. Selain itu, ia juga rutin membaca dan memahami bermacam-macam soal di internet dan youtube.
"Saya juga sharing dengan beberapa PNS yang telah lolos di tahun sebelumnya dan hal lainnya yang dapat mendukung kemampuan belajar dan berlatih soal," ujarnya.
Sedari awal Ghandi mengaku tidak pernah mentargetkan untuk meraih nilai tertinggi dalam tes CPNS ini. Baginya, lolos dari kuota yang ditetapkan dari formasi itu sudah cukup.
Bahkan Ghandi mengaku terkejut saat dirinya mendapatkan skor tertinggi se-Jawa Timur.Karena sedari awal, dirinya mengikuti ujian secara ikhlas dan pasrah dengan tujuan utama lolos seleksi.
"Saya mengikuti seleksi CPNS ini agar orang tua dan keluarga bahagia, terlebih di masa pandemi yang semakin minimnya lowongan pekerjaan menuntut saya untuk mau tidak mau atau bisa atau tidak bisa harus lolos seleksi tahun ini, karena belum tentu di tahun berikutnya ada rekrutmen CPNS lagi," ucapnya.
Ghandi beralasan mengikuti seleksi CPNS Mahkamah Agung RI ini karena permintaan dan keinginannya untuk berbakti kepada kedua orang tua dan keluarganya.
Kata dia, tidak pernah terpikirkan sebelumnya akan mengikuti seleksi ini hingga bisa mendapatkan nilai tertinggi se-Jawa Timur.
"Saya yakin ketika kita berbakti kepada orang tua (birrul walidain) maka Allah akan memudahkan segala urusan hambanya," urainya.
Ghandi juga menceritakan, rencana awal sejak pertama kali kuliah hingga memperoleh gelar Sarjana, ia berkeinginan melanjutkan pendidikan Magister ke luar negeri melalui jalur beasiswa.
Namun, karena permintaan orang tua, keluarga dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya ia ikhlas mengikuti seleksi CPNS tahun 2019 ini.
Wisudawan berprestasi Universitas Trunojoyo Madura itu mengaku telah mempersiapkan segala persyaratan untuk mengikuti seleksi Magister melalui jalur beasiswa luar negeri.
Mulai dari sertifikat prestasi dan organisasi, sertifikat kemampuan berbahasa asing, surat rekomendasi, dan beberapa pencapaian lainnya.
Namun, karena ingin berbakti kepada orang tua dan keluarganya, akhirnya ia pun memilih untuk menunda mimpinya itu. Ghandi juga mengungkapkan rencana untuk kedepannya.
Ia bertekad masih ingin melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya melalui jalur beasiswa, baik dalam negeri maupun luar negeri.
"Semoga saja institusi memberikan wadah dan mendukung rencana saya agar nantinya juga mampu memberikan peranan dan kontribusi besar bagi bangsa khususnya Mahkamah Agung RI dalam penegakan hukum dan keadilan di Indonesia," inginnya.
Meraih gelar Top Skor Jawa Timur dalam SKB dan Integrasi nilai CPNS Mahkamah Agung RI tahun 2019 bukanlah perihal mudah.
Kecerdasan dan kepiawaian dalam berpikir analitis, pemahaman akan ilmu di bidang hukum, bahkan menghafal akan ketentuan perundang-undangan menjadi kunci kesuksesan Gandhi Satria Dharma.
Sehingga tak ayal, jika ia pernah meraih gelar sebagai lulusan terbaik dan lulusan berprestasi di Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura.
Dari 90 menit waktu yang disediakan, hanya butuh waktu tidak kurang dari 50 menit bagi Gandhi untuk menyelesaikan seluruh soal SKB CPNS Mahkamah Agung RI yang berlangsung pada Selasa, 08 September 2020 di Gedung BKN Kantor Regional II Surabaya.
Perlu diketahui juga, Gandhi Satria Dharma menjadi top skor ini di usia yang masih terbilang muda, yaitu usia 24 tahun.
Karena ia mengikuti seleksi CPNS Mahkamah Agung RI setelah memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Hukum, Universitas Trunojoyo Madura.
seleksi CPNS ini sesungguhnya telah dimulai sejak akhir tahun 2019 yang diawali dengan pendaftaran yang dibuka sejak tanggal 11-24 November 2019 dan diakhiri dengan pengumuman tertanggal 30 September 2020.
Sebagaimana proses rekrutmen sebelumnya, pendaftaran CPNS dilakukan melalui situs web SSCASN BKN, sscasn.bkn.go.id. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |