Mpu Sindok Letakkan Dasar Sistem Pemerintahan Baru di Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Berbicara mengenai wilayah Malang tak bisa dilepaskan dari nama Mpu Sindok. Mpu Sindok, adalah sosok yang memindahkan pusat pemerintahan kerajaan Mataram dari Jawa Tengah (yang saat itu runtuh akibat bencana gempa dan meletusnya Gunung Merapi, sekitar tahun 928) ke Malang, Jawa Timur.
Mpu Sindok yang bergerak ke kawasan Timur Jawa disebutkan sampai ke daerah yang bernama Tawmlang yang diyakini ada di Malang. Ini sesuai dengan lokasi yang identik dengan lokasi ditulisnya Prasasti Turyan, yaknni di Tamblangan atau sekarang di sebut Tembalangan (Kelurahan Jatimulyo Kota Malang), yang berlokasi persis di utara kali Brantas (Penanggungan/Betek).
Advertisement
Setelah memindahkan pusat pemerintahan kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, Mpu Sindo berhasil meletakkan dasar-dasar sistem pemerintahan yang membuat rakyatnya hidup aman dan sejahtera.
Mpu Sindok menjadi pendiri dinasti baru Wangsa Icana (dibaca: Isana), dan ia adalah raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah sekitar tahun 929 M - 947 M yang bergelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmottunggadewa yang berkedudukan di Malang (prasasti Sangguran (928 M).
Prasasti Sangguran dibuat atas perintah Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga yang isinya : menetapkan desa Sangguran sebagai Sima atau daerah perdikan. Bahkan disitu juga ditegaskan bahwa siapa saja yang mencabut atau memindahkan tanda tapal batas desa ini akan mendapat kutukan.
Kini Sangguran berganti nama dusun Kajang, desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Selama lebih dari 300 tahun Jawa Timur diperintah oleh dinasti baru yaitu Dinasti Icana itu meninggalkan prasasti yang berbeda dari pemerintahan di Jawa Tengah dengan banyak ditemukannya bangunan suci atau candi-candi sebagai bukti nyata pemerintahannya.
Pada pemerintahan Mpu Sindok ini didapatkan sekitar 30 prasasti yang sebagian besar tertulis di atas batu yang terkenal di Jawa Tengah dan terbanyak di daerah Jawa Timur.
Selain Candi Songgoriti, kerajaan Mpu Sindok meninggalkan beberapa prasasti yang ditemukan di Malang, diantaranya prasasti Air Kali (tembaga), prasasti Madhawapura (tembaga), prasasti Linggasutan, prasasti Jru-Jru, prasasti Tija, prasasti Kanuruhan, prasasti Paradah, prasasti Muncang, prasasti Wurandungan.
Ia banyak meninggalkan prasasti, tetapi peristiwa-peristiwa sejarahnya kurang didapat. Prasasti yang ditinggalkannya tidak memberi informasi tentang tanah dari pajak untuk keperluan bangunan-bangunan suci itu. Usaha-usaha sosialnya memberikan kesan, bahwa pemerintahan Mpu Sindok berlangsung dengan aman dan sejahtera.
Wilayah kekuasaan dinasti Icana bisa direkonstruksi berdasarkan prasasti yang diketemukan pada wilayah itu :
Disebelah barat: Nganjuk
Disebelah timur: Pasuruan
Disebelah utara: Surabaya
Disebelah selatan: Malang
Dalam struktur birokrasi pemerintahan pada kerajaan Mataram Sri Maharaja adalah penguasa tertinggi. Raja jawaban sebagai penjelmaan dewa di dunia, yang mendapatkan gelar abhiseka dan Mpu Sindok mendapatkan gelar abhiseka dharmma.
Dalam menjalankan tugasnya, raja dibantu oleh putra mahkota ( Rakryan Mahamantri/Mapatih i Hino ), tiga putra yang lain ( Rakryan Mapatih i Halu, Rakryan Mapatih i Sirikan, dan Rakryan Mapatih i Wka ) serta seorang pejabat keagamaan yang bergelar sam pamgat/samgat tiruan .
Para rakai dan pamgat pejabat tinggi kerajaan yang berkedudukan di ibukota kerajaan, dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh patih yang biasa menata masalah administrasi pemerintahan yaitu parujar (juru bicara), pituntun / pihujun(mengalirkan hal-hal yang harus diketahui oleh rakyat), citralekha ( juru tulis), dan panuran(mengurusi perpajakan).
Pamgat atau pamegat adalah nama jabatan pemuka agama (pendeta)/pemimpin penetapan daerah perdikan (sima).
Pada pemerintahan Mpu Sindok struktur pemerintahannya sudah sampai hingga lapisan terendah atau tingkat desa. Hal ini, dibuktikan dengan berbagai prasasti yang salah satunya pada prasasti Cunggrang menunjukkan struktur pemerintahan sampai pada tingkat desa.
Pada umumnya, struktur pemerintahan hanya terjadi pada pemerintahan pusat yang mengelilingi istana raja. Namun pada masa pemerintahan Mpu Sindok sudah sampai di tingkat desa. Selain pejabat pemerintahan ada juga pejabat keagamaan yang saling mengiringi dalam lajunya kerajaan.
Dalam pemerintahannya Mpu Sindok dibantu oleh permaisurinya yang bernama Sri wardhani Pu Kbi.
Mpu Sindok dikenal sebagai raja adil dan bijaksana. Kebijakan-kebijakannya sangat bagus diantaranya membangun bendungan untuk pengairan, melarang rakyat menangkap ikan pada siang hari untuk menjaga sumber daya alam.
Ia juga menaruh perhatiannya pada bidang sastra yang dibuktikan dengan memperhatikan pengubahan kitab Buddha Mahayana menjadi kitab Sang Hyang Kahayanikan (kitab Buddha Tantrisme). Begitu juga dengan bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, sosial, kebudayaan hingga soal religi.
Semua peninggalan Mpu Sindok selama berkuasa di wilayah Malang itu tertuang dalam prasasti-prasasti yang ditemukan. Antara lain prasasti Turyan, prasasti Linggasutan, prasasti Gulung-Gulung, Prasasti Cunggrang, prasasti Jru-Jru, prasasti Waharu, prasasti Sumbut, prasasti Wulig, prasasti Anjukladang.
Keberhasilan Mpu Sindok membangun wilayah Malang diyakini menjadi cikal bakal wilayah Malang Raya saat ini, yang terdiri dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang yang sebentar lagi merayakan hari jadi ke 1260 tahun. Hari Jadi Kabupaten Malang diperingati setiap 28 November. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |