Peristiwa Daerah

Hari Jadi Pamekasan ke-490, Odheng Milik Perajin Laris Diborong Pejabat

Kamis, 05 November 2020 - 20:06 | 93.22k
Salah satu Odheng Bangsawan yang diborong pejabat Pamekasan.(Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Salah satu Odheng Bangsawan yang diborong pejabat Pamekasan.(Foto: Akhmad Syafi'i/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – Di Hari Jadi Pamekasan ke-490, Odheng Madura milik perajin Dusun Dalam, Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan laris diborong pejabat. Kamis (5/11/2020).

Ghafiruddin, selaku perajin Odheng menejelaskan bahwa, biasanya Odheng yang dirinya produksi hanya laku 4 setiap hari, namun sejak menjelang hari jadi Odheng banyak yang laku hingga ratusan yang di borong banyak pejabat, terutama pejabat Pamekasan.

Advertisement

"Alhamdulillah produk Odheng saya banyak yang laku dan berhasil meraup omzet jutaan rupiah,"ungkap pria alumni kampus IAIN Madura.

Ghafiruddin menjelaskan, bahwa Odheng dibuat dari bahan yang sederhana, yakni koran bekas, kawat, kain keras dan lem. "Mulai produksi akhir 2017. Sekarang sekitar 3 tahun dan saya belajarnya secara otodidak dari Youtube," Ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa kain batik yang digunakan dalam Odheng tersebut batik storjo yang didapat dari Sidoarjo. Sekali beli sekitar 20 lembar dengan hara per lembar Rp 55 ribu. Sedangkan satu lembar kain jadi lima Odheng dan setiap Odeng dijual dengan harga Rp 70 ribu.

Ghafiruddin bercerita, dalam satu bulan bisa menjual 100 Odheng dengan omzet setiap bulan mencapai Rp 2,5 juta.

"Awalnya memproduksi buat Odheng tersebut sekitar Rp 2 juta. Uang tersebut pinjam ke Bank. Uang tersebut digunakan membeli kain. Kalau  sekarang butuh uang Rp 25 juta untuk pengembangan Odheng," kata Ghafiruddin mengenang awal mula membuka usaha.

Pria berusia 30 tahun ini menjelaskan cara membuat Odheng. Awalnya memotong pola, dan mengelem kertas. Kemudian membuat bagian dalam Odheng, dan membuat lapisan Odheng di dalam.

"Kalau sudah selesai semua di jahit sesuai dengan ukuran kepala. Proses perakitan Odheng sekitar 1 Jam," imbuhnya.

Ada tiga jenis Odheng atau udeng yang diproduksi  Ghafiruddin, yakni Odheng bangsawan, tongkos dan rakyat. Dari tiga bentuk Odheng tersebut memiliki filosofi yang berbeda-beda.

Pertama, Odheng Bangsawan, dalam bentuk tinggi sebelah kanan berarti menandakan orang yang memakai derajatnya lebih tinggi dari pada orang bisanya. Biasanya odheng tersebut digunakan pejabat dalam acara seremonial.

Selanjutnya, bentuk berdiri di belakang menandakan Odheng tersebut dipakai orang yang masih berumur 25 ke bawah dan punya semangat jiwa tinggi. Sedangkan kalau bengkok digunakan 25 ke atas dan sudah dewasa. Bentuk yang lain Siku (parseko) menandaskan orang rendah hati.

Sedangkan Odheng Tongkos digunakan para bangsawan dan juga dipakai kalangan tua atau para sesepuh. Sementara Odheng rakyat, dengan bentuk segi tiga di bawah sebelah kiri menandakan orang yang pakai berusia 25 tahun ke atas.

Ghafiruddin mengaku punya pelanggan tetap di pasar 17 Agustus Pamekasan dan di Asela Kabupaten Pamekasan. Dan saat ini, ada rencana untuk menjual di luar daerah seperti di daerah pantai 9 Sumenep dan di luar Madura. "Odheng tersebut banyak diminati oleh orang Pamekasan khususnya para pejabat," ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES