Pemerintah Hindia Belanda Bentuk Karesidenan Malang sebagai Pusat Ekonomi Baru

TIMESINDONESIA, MALANG – Sejarah pembentukan Kabupaten Malang dan penetapan Hari Jadi Kabupaten Malang teryata sangat panjang. Kabupaten Malang yang akan berusia 1260 tahun pada 28 November mendatang ternyata dulunya menjadi bagian Karesidenan Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Karesidenan adalah wilayah administratif pemerintahan zaman Hindia Belanda.
Berdasarkan buku Babad Malang (2016) yang ditulis Besar Edy Santosa, pada 1795 wilayah Karesidenan Banyuwangi meliputi Bondowoso, Besuki, Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang.
Advertisement
Kemudian pada tahun 1819, berdasarkan Staatsblad 1819 no 16, wilayah Malang menjadi bagian dari Karesidenan Pasuruan. Saat itu, Karesidenan Pasuruan hanya meliputi Pasuruan, Bangil dan Malang.
Ketika itu, pemerintah Hindia-Belanda memecah wilayah dengan melepas Pasuruan dari Banyuwangi. Sementara wilayah Prajekan, Bondowoso, Besuki, Panarukan, Puger, Lumajang dan Probolinggo dibentuk karesidenan baru, yakni Karesidenan Besuki.
Berikutnya, Banyuwangi malah dilebutkan ke Karesidenan Besuki. Ini berdasarkan Staatsblad no 287 tertanggal 12 Desember 1883.
Sekitar tahun 1928an terjadi pemindahan pemerintahan Karesidenan dari Pasuruan ke Kota Malang. Bersamaan itu, ada peleburan Karesidenan Pasuruan dengan Karesidenan Probolinggo. Sejak 1930, pusat Karesidenan berpusat di Kota Malang dan disebut Karesidenan Malang dengan wilayah meliputi Pasuruan, Probolinggo
dan Lumajang yang sebelumnya menjadi bagian dari Karesidenan Probolinggo. Kantor Karesidenan Malang dibangun oleh arsitek Ir.M.B. Tideman Tahun 1936. Sekarang gedung ini dipergunakan menjadi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara Jalan Merdeka Selatan Kota Malang.
Pemindahan ibu kota karesidenan dari Pasuruan ke Malang terkait perubahan kondisi ekonomi dan sosial saat itu. Malang menjelma sebagai kota di pedalaman Jawa yang tumbuh menjadi kota besar. Berada di wilayah pegunungan, Malang banyak memiliki perkebunan, seperti teh, kopi dan tebu. Hal itu membuat pemerintah kolonial memutuskan untuk membentuk Karesidenan Malang menjadi sebuah ibu kota Karesidenan. Di wilayah ini juga banyak onderneming (perkebunan dan pabrik gula), dan banyak orang Belanda bekerja di dua sektor ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |