Peristiwa Daerah

HUT Ke-13, BS GSL Launching Program 1000 Losida dan Penanaman Motif Janda Bolong

Rabu, 11 November 2020 - 19:51 | 82.11k
Peluncuran Program 1000 Losida dilakukan oleh Lurah Kelurahan Ganefo Sugiyartono Sidoarum, sekaligus menanam Losida bermotif daun Janda Bolong ke dalam Tabulampot (FOTO: BS GSL for TIMES Indonesia)
Peluncuran Program 1000 Losida dilakukan oleh Lurah Kelurahan Ganefo Sugiyartono Sidoarum, sekaligus menanam Losida bermotif daun Janda Bolong ke dalam Tabulampot (FOTO: BS GSL for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Bank Sampah Griya Sapu Lidi atau BS GSL yang beralamat di Pendopo RW 26 Perumahan Gumuk Indah kembali berulang pada Senin (20/11/2020). Menandai ulang tahunnya yang ke-13 kali ini Bank Sampah melaunching Program 1000 Losida (Lodong Sisa Dapur).

Program ini bertujuan untuk menangani sampah organik rumah tangga.

Advertisement

Peluncuran Program 1000 Losida dilakukan oleh Ganefo Sugiyartono selaku Lurah Kelurahan Sidoarum. Ganefo menanam Losida bermotif daun Janda Bolong ke dalam Tabulampot (tanaman buah dalam pot). Selanjutnya Losida yang ditanam berukuran 4 inch setinggi 1 meter. Dengan menggunakan cethok, lalu dibuatlah lubang di samping pohon jambu di pot itu.

Ketua Panitia HUT ke-13 BS GSL, Erwan Widyarto menjelaskan Losida tidak harus ditanam di tanah pekarangan atau halaman rumah. Jika tidak punya lahan tanah, bisa menggunakan pot. Pot besar maupun pot kecil.

"Jika pot yang dimiliki ukurannya kecil, pralon Losidanya bisa menggunakan yang ukuran lebih kecil," kata Erwan dalam rilisnya kepada TIMES Indonesia, Selasa (11/11/2020)

Menurutnya mengapa Losida dan sampah organik? ia menjelaskan karena 60-70 persen sampah kita berupa sampah organik. "Sampah organik yang tidak terkelola dan dikirim ke TPA bisa memicu munculnya gas metana. Gas metana itu bisa menyebabkan kebakaran dan ledakan di TPA," ujarnya

Guna mencegah sampah organik dikirim ke TPA itulah, BS GSL me-launching program 1000 Losida ini. Bank Sampah yang menjadi Best of The Best DIY Green and Clean 2011 ini pun mengajak sejumlah kalangan untuk mengelola sampah organik rumah tangga dengan Losida.

"Ini cara yang mudah dan murah. Semua sampah organik rumah tangga bisa diolah dengan Losida. Setiap ada sampah tinggal memasukkan ke Losida," ungkap Erwan yang juga sebagai Fasilitator BS GSL

Sebelum me-launching Program 1000 Losida, Lurah Sidoarum Ganefo Sugiyartono juga berkenan memotong tumpeng nasi kuning. Ganefo juga berpesan agar para relawan BS GSL terus berbuat kebaikan dengan niatan ibadah. "Pihak Desa Sidoarum akan membantu sebisanya dengan memasukkan ke dalam program kerja," tegasnya

Acara ulang tahun ini juga ditandai dengan penyerahan tali asih kepada para perintis BS GSL, di antaranya kepada Nur Supiyantini, Aryantinah Waluyo dan Wardinah Karim. Juga diumumkan susunan pengurus BS GSL periode 2020-2023.

Sementara Ketua RW 26, Yudi Trihatmanto mengatakan untuk tahap awal launching ini, disiapkan 100 Losida. Setelah mendapat penjelasan penggunaannya, para peserta launching mendapatkan Losida untuk digunakan di rumah.

"Insya Allah program akan berjalan selama empat hingga lima bulan ke depan. Kami membuka donasi maupun partisipasi dari sejumlah pihak, baik perorangan maupun institusi untuk mendukung program ini. Alhamdulillah sejumlah institusi sudah menyatakan komitmennya," tuturnya

Yudi menambahkan, upaya mengelola sampah organik rumah tangga dengan Losida ini dijadikan program dengan tujuan mengurangi sampah yang dikirim ke TPA. Apalagi melihat kondisi TPA Piyungan yang sudah penuh dan tidak mampu lagi menampung sampah dari warga.

"Semoga ini menjadi langkah yang bermanfaat secara signifikan membantu penanganan sampah di Jogja. Syukur juga kalau bisa menginspirasi dan ditiru oleh warga masyarakat lain," lanjutnya.

Selain itu dukungan terhadap program ini juga dikemukakan Kepala Dusun Tinom Warsidi, ia menyampaikan menyelamatkan lingkungan dari sampah itu merupakan hal yang sangat penting. BS GSL telah membuktikan selama 13 tahun ini. Warsidi pun berharap Pemerintah Desa bisa lebih memperhatikan pengelolaan lingkungan oleh BS GSL ini.

"Ini sudah terbukti jalan, sudah ada pengurusnya, Ada kegiatannya. Bahkan sudah dikenal seluruh Indonesia. Dari Sumatera Utara sampai Papua sudah pernah ke sini dan bahkan dari luar negeri yakni Swedia. Dana kegiatan BUMDes bisa saja dialihkan ke BS GSL ini," papar Warsidi saat acara aunching Program 1000 Losida(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES