Petani Kopi di Lereng Argopuro Butuh Pendampingan Budidaya TBM 1

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Petani kopi di Lereng Argopuro, tepatnya Desa Curahpoh, Kecamatan Curahdami, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, perlu pendampingan khusus untuk menjadi desa penghasil kopi berkualitas baik. 

Dosen PS Ilmu Pertanian (Perkebunan) Universitas Jember, Muhammad Ghufron Rosyady mengatakan, pendampingan pada petani tersebut harus dimulai dari hal yang paling mendasar.

Advertisement

"Status tanaman kopi saat ini Tanaman Belum Menghasilkan tahun 1 (TBM 1). Sehingga petani kopi setempat perlu pendampingan untuk perawatan kopi TBM 1. Jika tidak, maka tanaman kopi tidak akan optimal pertumbuhannya," katanya.

Menurutnya, pada tanggal 18 September 2019, pihaknya sudah mengibahkan 300 bibit klonal BP 936, BP 939 dan BP 409.  "Kondisi tanaman saat ini sudah berbunga dan berbuah," imbuhnya.

Bibit tersebut kata dia, merupakan bibit hasil sambung stek dengan batang bawah BP 308 yang dikenal dengan perakaran yang lebat dan tahan kekeringan. 

"Tanaman kopi TBM 1 tidak diperbolehkan berbuah dulu, sehingga jika ada buahnya maka perlu dibuang. Ini yang sering dilupakan oleh petani, karena petani eman jika buah dibuang," jelasnya.

Hal itu kata dia, penting dilakukan supaya tanaman kopi kokoh terlebih dahulu. Beberapa kegiatan budidaya yang penting dilakukan dalam perawatan tanaman kopi TBM 1. Sehingga memerlukan pendampingan. 

"Pendampingan dimaksud yakni pemupukan, pengolahan tanah, pemangkasan, dan pengendalian gulma, dalam pelatihan Teknik Budidaya TBM 1," jelasnya.

Tidak hanya itu lanjut dia, petani kopi Lereng Argopuro Desa Curahpoh juga diberikan kesempatan dalam melakukan praktik perawatan kopi TBM 1. "Kegiatan pelatihan perawatan tanaman kopi TBM 1 tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19," jelsnya, Kamis (12/11/2020). (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.