Petunjuk Mbah Moen Antar Fahri Hamzah Sisir Makam Syekh Umar Sumbawa

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Bangunan gapura setinggi lima meter nampak megah berdiri sebagai penanda jalan masuk menuju Makam Syekh Umar Sumbawa dan KH Hasbullah di Kawasan Benteng Kedung Cowek, Surabaya. Gapura tersebut diresmikan hari ini oleh mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, Kamis (12/11/2020).
Sudah kedua kali Fahri Hamzah datang berziarah. Akhir tahun lalu merupakan pertama kali ia menapakkan kaki di sini atas petunjuk almarhum KH Maimoen Zubair.
Advertisement
"Saat akhir menjabat dengan niat akan pensiun, tiba-tiba saya mendengar tentang makam ini. Dan lebih unik lagi waktu itu saya ke Rembang bertemu Mbah Moen," ungkap Fahri.
Begitu salaman dan mencium tangan Mbah Moen, Fahri Hamzah mendapatkan sebuah pertanyaan mengejutkan. "Kakekmu siapa?" ucap Fahri menirukan pertanyaan Mbah Moen kala itu.
"Saya sebut kakek saya dan bin-bin nya sampai Hamzah bin Ahmad bin Umar. Mbah Moen lalu bilang, saya (Mbah Moen) banyak belajar dari Syekh Umar. Kami ngobrol sambil makan, waktu itu beliau makannya banyak," imbuhnya.
Sejak saat itu, Fahri bergegas menghubungi rekannya di Dirlantas Jatim sesama Putra Sumbawa.
"Alhamdulillah berikutnya saya bertemu Kadirlantas Jatim. Saya cerita tentang ini dan beliau menunjukkan lokasi makam. Lalu muncullah pertemuan ini untuk kita pugar dan sering ziarah," tutur Hamzah menambahkan.
Bagi Fahri Hamzah, keberadaan makam Syekh Umar Sumbawa dan KH Hasbullah merupakan memori penting bangsa tentang kebesaran ulama pada zaman dahulu.
Sementara itu, Pengurus Makam sekaligus keturunan KH Hasbullah, Djaun Fahmil Ilmi atau akrab disapa Gus Fahmi, mengungkapkan rasa syukur. Karena sejak kedatangan Fahri Hamzah tahun lalu, banyak rombongan datang silih berganti.
Karomah dua waliyullah itu sudah tersohor hingga ke mancanegara. "Bahkan ada yang datang dari Malaysia, datuk-datuknya Malaysia. Waktu saya tanya kenapa datang jauh-jauh ke sini, salah satu ada yang menjawab bahwa Syekh Umar ini guru saya," tiru Gus Fahmi.
Menurut Gus Fahmi, jawaban tersebut merupakan perjalanan spiritual masing-masing orang. Kendati di luar nalar dan logika. "Itu perjalanan spiritual dan tidak bisa diremehkan dan setiap orang memiliki perjalanan spiritualnya sendiri," tandasnya.
Karomah Syekh Umar Sumbawa
Berdasarkan kisah Gus Fahmi, Syekh Umar Sumbawa adalah seorang saudagar dan pendakwah yang dibunuh dan jasadnya dibuang ke tengah laut. Jasad itu ditemukan warga di bibir pantai.
Oleh warga setempat, jasad itu kembali dibuang ke tengah laut agar tidak terdampar dan bisa mengikuti arus air laut ke luar daerah.
Namun aneh, warga yang membuang jasad tersebut belum sampai di tepi pantai. Namun jasad tersebut sudah lebih dahulu tiba di tempat semula. Hal itu terjadi hingga tiga kali.
"Sempat dibuang ke Rungkut juga dan terakhir di tengah laut namun realitanya tetap kembali ke tepi pantai dengan posisi semula," tutur Gus Fahmi.
Akhirnya salah seorang warga melaporkan dan meminta pendapat kepada KH Hasbullah, seorang wali yang sudah kesohor dan mutawattir tentang kewaliannya.
Ada yang berpendapat bahwa beliau adalah wali abdal dan di dalam tingkatan yang tinggi. Sebab semasa muda (bujang) sudah terlihat tanda-tanda kewaliannya. KH Hasbullah lantas berkata bahwa ini adalah Syekh Umar Sumbawa.
"Setelah itu dimakamkan di sini. Waktu itu tanpa cungkup. Lalu sering banyak kejadian di sini. Setelah itu baru dipasang cungkup dan di-Haul. Ini kira-kira sudah 100 tahun. Jadi kita Haul tiap tahun bulan Syawal dan acaranya selama tiga hari. Karena KH Hasbullah sering mendengar suara riuh shalawat," ungkapnya.
Masih banyak kisah tentang karomah Syekh Umar Sumbawa. Makam beliau terletak di pesisir Pantai Kenjeran, Surabaya. Bersebelahan dengan makam KH Hasbullah.
Jalan masuk menuju makam Syekh Umar Sumbawa melewati gang kecil perkampungan nelayan. Jika lurus, menuju jalan tembusan menuju Benteng Kedung Cowek peninggalan Belanda yang kini menjadi cagar budaya. Di sisi utara, nampak panorama laut sejauh mata memandang. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |