Sepi Order Gegara Covid-19, Perajin Kue Jipang Terpaksa Ngamen Keliling Banjarnegara

TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – Budi (44) dan Ardi (30), perajin kue jipang asal RT 12/ RW 3 Desa Balun Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah terpaksa keliling karena saat pandemi Covid-19 usahanya sepi. Padahal membuat kue jipang, satu-satunya keterampilan yang dimilikinya.
Seperti diketahui, banyak perajin kue jipang asal Desa Balun gulung tikar semenjak pandemi virus Corona. Kue jipang adalah, kue cetak asal beras goreng dipadu dengan gula pasir.
Advertisement
Budi dan Ardi saat ditanya TIMES Indonesia, Kamis (19/11/2020) di Desa Medayu Kecamatan Wanadadi menuturkan, semenjak sejumlah desa sudah tidak lockdown dirinya berinisiatif untuk keliling jual jasa pembuatan kue jipang.
Saat merintis, Budi mengakui sangat sedih karena tidak ada yang pesen. Namun setelah ada yang mencoba dan rasanya enak, mereka pada berlangganan. Dari informasi berantai inilah Budi dan Ardi bisa bertahan hidup dengan membuat kue jipang keliling.
"Alhamdulilah, sekarang sudah banyak pelanggan mas. Upah jasa pembuatan kue dalam sehari sekitar Rp 200-400 ribu/hari," tuturnya usai melayani membuat kue jipang di Desa Medayu Kecamatan Wanadadi, Banjarnegara.
Di Medayu ini kata Budi dan Ardi, dirinya sudah berkali-kali membuatkan kue jipang warga. Ongkos 1 kg beras Rp 10 ribu.
"Di sini kami nebeng tempat di emperan rumah, atau garasi warga. Karena alat-alatnya cukup banyak mas. Ada kompor, wajan, cetakan dan lain lain. Ya, semuanya kami bawa dengan dua sepeda motor," kata Budi.
Ny Erna (30) dan Ny Tini (38) asal RT 04/RW1 Desa Medayu, Wanadadi menyampaikan dirinya baru saja membuat kue masing-masing 1 kg beras.
"Rasanya enak kok. Ia bawa beras, minyak goreng dan gula pasir dari rumah. Dengan ongkos 10 ribu jadi kue banyak dan bisa untuk hidangan sekuarga," kata Tini.
Begitu juga dengan Datuk (45), ia membuat kue jipang untuk cemilan di rumah. "Keuntungan pesan sama Budi, rasa disesuaikan dengan selera. Ada yang manis dan sedang tergantung selera kita," kilah Datuk.
Datuk yang juga sebagai tokoh pemuda Dea Medayu, Wanadadi mengaku salut kepada kedua penjual jasa pembuat kue jipang asal Balun, Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara yang kreatif. Semoga ini menjadi inspirasi bagi pedagang lain dikala pandemi Covid-19. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |