Asosiasi Logistik Indonesia Bincang Logistik Bersama Calon Wali Kota Surabaya

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Asosiasi Logistik Indonesia mengadakan Bincang Logistik bersama Calon Wali Kota Surabaya dan Wakil Wali Kota Surabaya, Rabu (25/11/2020). Acara dibuka langsung Ivy Kamadjaja selaku Head of East Java Chapter.
Acara kemudian dilanjutkan paparan program Calon Wali Kota nomor urut satu, Eri Cahyadi. Eri Cahyadi mengungkapkan bahwa Surabaya sudah memiliki PERDA no. 10 tahun 2016 tentang rencana pembangunan jangka menengah sampai pada tahun 2021.
Advertisement
Regulasi itu untuk menjadikan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau dan internasional atau dikenal dengan logistik kota.
Menurutnya, Surabaya merupakan lokasi yang strategis untuk produksi dan distribusi. "Kita punya pusat logistik di SIER, Tanjung Perak, Stasiun Pasar Turi, dan Teluk Lamong," ucapnya.
Apabila diberi kesempatan menjadi Wali Kota Surabaya, ia akan membangun jalur Lingkar Barat yang akan terkoneksi dengan Teluk Lamong. Revitalisasi Tanjung Perak dan Kedung Cowek juga akan dikerjakannya.
Yang tak kalah pentingnya, koneksi antara pelabuhan dengan bandara juga mengintegrasikan jalur kereta api pada titik pusat produksi dan distribusi barang.
"Jadi semua yang ada di Surabaya bisa terkoneksi sehingga akan ada kepastian waktu terkait logistik yang dikirimkan. Pemerintah kota akan menjadi fasilitator antara pengirim dan pembeli," papar mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya ini.
Sementara itu, Calon Wali Kota nomor urut 2, Machfud Arifin mengawali perbincangan tanpa pemaparan. Pada intinya, Machfud menginginkan adanya kolaborasi antara pemerintah kota, provinsi, dan pusat agar tercipta Surabaya yang lebih baik.
"Domain antar pemerintah harus diperjelas lagi. Di bawah saya, Pemkot Surabaya nantinya akan membangun kawasan pergudangan dan hub baru agar distribusi barang lebih terpusat dan untuk mengurai kemacetan. Jadi, truk-truk barang itu dilarang lewat tengah kota," kata Machfud.
Keduanya saat ditanya apakah pelabuhan Tanjung Perak masih dibutuhkan atau harus berubah menjadi water front city, masing-masing memiliki jawaban yang berbeda.
"Terkait water front city perlu dikaji lebih mendalam lagi tapi kalau memang itu memungkinkan jangan sampai merubah fungsi. Kita harus lihat untung ruginya, manfaatnya untuk warga Surabaya. Selagi bisa memberi kemakmuran untuk masyarakat maka pemerintah akan mendukung. Untuk logistik mungkin akan kita bangunkan tol lintas utara," ujar Eri.
Sementara itu mantan Kapolda Jatim, Machfud Arifin mengatakan bahwa pengenbangan untuk pelabuhan Tanjung Perak sudah buntu.
"Tanjung Perak itu mentok, bisa bergeser ke timur ke Suramadu karena belum berjalan dengan baik. pantai timur bisa kembangkan menjadi water front," jawabnya dalam acara Bincang Logistik Calon Wali Kota Surabaya dan Asosiasi Logistik Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |