DPRD Bondowoso Pertanyakan Penanganan Kejaksaan di Kasus Dugaan Korupsi PT Bogem

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Komisi II DPRD Bondowoso, mempertanyakan kerja Kejaksaan dalam menangani kasus dugaan korupsi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bogem (Bondowoso Gemilang), yang bergerak di bidang perkopian.
Ketua Komisi II DPRD Bondowoso, Andi Hermanto mengatakan, bahwa pihaknya sudah menyerahkan hasil temuan di lapangan beberapa bulan lalu ke Kejaksaan.
Advertisement
"Apa kabar kasus itu. Komisi mempertanyakan itu. Kita melalui rapat dengan PT Bogem secara kasat mata sudah melihat ada kesalahan," katanya saat dikonfirmasi, Senin (30/11/2020).
Namun demikian, DPRD bukan aparat penegak hukum. Sehingga sifatnya hanya pengawasan. Sementara temuan dugaan penyalahgunaan dana di PT Bogem sudah dilaporkan oleh LSM
"Dan kejaksaan cukup lambat, ada apa?" jelas Politisi PDI Perjuangan tersebut.
Sementara Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Bondowoso, Wahyu Satriyo mengatakan, sudah sekitar dua bulan lebih penyidikan dilakukan.
"Sekitar 20 orang sudah kami periksa. Diantaranya ada dari pihak ASN. Banyak dokumen yang kami sita,” katanya.
Meskipun begitu, terkait apakah sudah ada tersangka, ia masih belum bisa berkomentar banyak. "Sudah ada, tapi saya belum bisa mengonfirmasi," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, beberapa kejanggalan PT Bogem yang ditemukan Komisi II saat sidak awal tahun 2020 lalu. Di antaranya, pelaporan keuangan penyertaan modal sebesar Rp 2,9 miliar yang dinilai tidak jelas.
Komisi II DPRD Bondowoso juga menemukan pembelian yang sangat tinggi, dibanding pemasarannya. Kemudian sampai akhir Desember 2019, tak ada progres kemajuan. Adapun kejanggalan lain dalam keuangan PT Bogem, yaitu dana Rp 1 miliar lebih ditransfer ke rekening pribadi salah satu direksi. Hal ini tak dibenarkan apa pun alasannya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ronny Wicaksono |
Publisher | : Rizal Dani |