Peristiwa Daerah

Ini Kesepahaman Keraton Sumedang Larang, GMBI dan Yayasan Darabasa

Jumat, 04 Desember 2020 - 20:29 | 100.05k
Keraton Sumedang Larang, GMBI dan Yayasan Darabasa tandatangani kesepahaman. (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Keraton Sumedang Larang, GMBI dan Yayasan Darabasa tandatangani kesepahaman. (FOTO: Alan Dahlan/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SUMEDANG – Gamparan Mahapatih Keraton Sumedang Larang, Rd. Lily Djamhur Soemawilaga, Ketua Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Sumedang, Yudi Tahyudin Sunardja dan Ketua Yayasan Dangiang Raksa Banda Sajagat (Yayasan Darabasa), Maman Surahman menandatangani nota kesepahaman kerja sama membangun Sumedang menuju ke arah yang lebih baik. 

Demikian disampaikan Sri Radia Keraton Sumedang Larang, R. Lucky Djohari Soemawilaga kepada TIMES Indonesia seusai menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman di Kecamatan Paseh, Sumedang, Jawa Barat (Jabar), Jumat (4/12/2020). 

Advertisement

Lucky mengapresiasi positif, langkah yang dilakukan 3 komponen tersebut untuk intens melakukan gerakan secara masif di Sumedang. 

"Saya mendukung dan berharap pasca penandatanganan nota kesepahaman ini harus ditindaklanjuti dengan gerakan yang nyata demi kepentingan masyarakat Sumedang," tegasnya. 

Tak hanya itu, terang Lucky, momentum penandatanganan kesepahaman oleh tiga komponen yakni, Keraton Sumedang, GMBI dan Yayasan Darabasa merupakan langkah konkrit untuk betul betul berpihak pada rakyat. 

"Kami sepakat gerakan ini dibangun, mengingat berbanding lurus dengan program keraton Sumedang Larang yakni memberikan manfaat kepada masyarakat bahkan dalam rangka mempertahankan budaya, mengembangkan ekonomi kerakyatan termasuk di bidang sosial. Terlebih, dapat membangun karakter masyarakat Sumedang yang berbudaya," tandas Lucky. 

Dikesempatan itu, Ketua GMBI Distrik Sumedang, Yudi Tahyudin Sunardja mengatakan, poin utama daripada petisi nota kesepahaman tersebut yakni, 

Pertama, peduli, peka terhadap alam, lingkungan hidup, budaya,  sosial kemasyarakatan serta kemanusiaan sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Kedua, terus menjaga kondisi alam, lingkungan hidup, eksistensi tatanan kemasyarakatan dan budaya kearifan. Juga, kemanusiaan dengan terus meningkatkan kewaspadaan, kepedulian bahkan, kepekaan terhadap apapun yang mengganggu ketertiban, keamanan, keindahan, kebersihan serta kenyamanan. 

Ketiga, mengawasi, mengawal, memelihara, mendampingi alam, lingkungan hidup, eksistensi masyarakat dan sosial budaya serta kemanusiaan agar terpenuhinya rasa keadilan bilamana ada tindakan atau perbuatan dari oknum tertentu atau pihak manapun yang akan merugikan, merusak, mengganggu dan mencederai keadilan. 

Keempat, menjunjung tinggi keadilan, kemanusiaan, sosial budaya, hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM). Perlindungan cagar budaya dan lingkungan hidup demi terciptanya keteraturan, keindahan, kesehatan, kemakmuran bahkan kesejahteraan masyarakat. 

"Alhamdulillah, kesepahaman dari tiga komponen telah terbentuk, semoga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Sumedang," kata Yudi seusai menandatangani nota kesepahaman di Paseh, Sumedang. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES