Gandung Pardiman Akan Kembangkan Mesin Pengolah Plastik Menjadi BBM

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Selama ini sampah plastik menjadi masalah paling besar dalam pengelolaan sampah karena sifatnya yang susah terurai. Sementara tidak semua jenis plastik dapat dijual untuk daur ulang. Akibatnya terdapat plastik yang harus dibuang dan berpotensi merusak lingkungan.
Namun masalah ini dapat teratasi dengan penemuan mesin pengolah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan sistem kerja pirolisis sampah plastik dibakar dengan suhu mencapai 500 derajat celcius. Sehingga mengeluarkan uap, uap inilah yang didestilasi menjadi BBM.
Advertisement
Dengan kapasitas mencapai 50 kilogram sampah plastik dalam sekali proses. Membutuhkan waktu sekitar 4 jam dihasilkan 50 liter bahan bakar. Meski bahan bakar yang dihasilkan dapat digunakam untuk mesin diesel dan kendaraan bermotor. Namun akan diaplikasikan pada kompor minyak.
"Kami sudah mendisain kompor khusus untuk BBM ini," jelas Mochamad Syamsiro dosen UJB Yogyakarta sebagai penemu alat ini saat melakukan presentasi di hadapan anggota DPR RI Gandung Pardiman di rumah pengolahan sampah Gerbang Pilah dusun Siten Sumbermulyo Bantul, Senin (7/12/2020).
Pada dasarnya semua jenis plastik.dapat diolah menjadi bahan bakar. Karena bahan baku plastik adalah minyak bumi. Sehingga dapat kembali ke asalnya. Namun terdapat beberapa jenis plastik yang paling bagus untuk diolah menjadi BBM. Seperti gelas air mineral, botol shampo, mainan anak dan Compact Disk (CD).
Pembuatan mesin pengolah plastik menjadi BBM ini membutuhkan riset hanpir 10 tahun. Kerjasama antara Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta, Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Anggota DPR Gandung Pardiman melalui Gandung Pardiman Center (GPC).
Setelah beberapa kali mengalami penyempurnaan. Dihasillkan mesin pengolahan plastik menjadi BBM. Yang efektif dan efisien. Karena dengan biaya hanya sekitar Rp 2.500 untuk setiap liter. Proses hanya menyisakan residu sekitar 10 persen. Residu ini masih dapat digunakan untuk proses pembakaran.
Anggota DPR RI Gandung Pardiman yang menyaksikan langsung proses pengolahan plastik menjadi BBM. Memberikan apresiasi atas terciptanya alat ini. Selain mampu mengatasi masalah sampah plastik. BBM yang dihasilkan juga dapat dijual sebagai penghasilan tambahan.
Melihat nilai positif dari mesin pengolah plastik menjadi BBM. Politisi senior partai Golkar ini bertekad akan mengembangkan mesin ini ke seluruh dusun di kabupaten Bantul. Bahkan tidak tertutup kemungkinan mengaplikasikan mesin ini di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.
Usia teknis TPST Piyungan yang tinggal sekitar 3 tahun. Membutuhkan solusi agar dapat terus dimanfaatkan. Setelah solusi sebelumnya berupa pemanfaatan gas metan sebagai bahan bakar tidak berhasil. Pemanfaatan teknologi pengolahan plastik.menjadi BBM ini dapat menjadi solusi.
"Bila terlaksana kawasan TPST Piyungan dapat berubah menjadi kilang minyak," tegas Gandung.
Ketua kelompok pengolahan sampah Gerakan Pembangunan Peduli Lingkungan Hidup (Gerbang Pilah) Suratno mengaku keberadaan alat ini sangat bermanfaat. Sebab sebelumnya kelompok harus mengeluarkan biaya Rp 400 Ribu untuk mengangkut sampah plastik yang tidak laku dijual ke TPST Piyungan.
Namun sekarang sampah plastik yang tidak laku dijual dapat diolah menjadi BBM. Bila dijual akan menjadi tambahan penghasilan kelompok. Pihak UJB Yogyakarta masih akan melakukan pendampingan selama bulan. Hingga warga dapat mengoperasikan sendiri mesin pengolah plastik menjadi BBM. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |