20 Rumah di Desa Cikawung Indramayu Terancam Tergerus Sungai Cipanas

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Sebanyak 20 rumah warga yang berada di Blok Rempagan Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu, terancam rusak dan tergerus Sungai Cipanas. Pasalnya, tanggul sungai yang berada di dekat pemukiman warga semakin kritis.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, awalnya ada sekitar 50 rumah warga yang ada di sekitar bantaran Cipanas. Akibat tanggul sungai yang kritis beberapa tahun lalu, 30 rumah warga hancur dan tergerus sungai.
Advertisement
Menurut Tim Kaji Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Ismail Husni, kini 20 rumah lainnya yang masih tersisa, dalam kondisi terancam. Karena, musim penghujan yang masih berlangsung hingga saat ini, air sungai sangat berpotensi merusak rumah-rumah tersebut.
"Total ada sekitar 50 rumah disana, 30 rumah di antaranya sudah rusak, 20 rumah lagi terancam," jelasnya, Minggu (10/1/2021).
Ismail melanjutkan BPBD Kabupaten Indramayu dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah meninjau langsung lokasi tanggul kritis tersebut pada tahun 2018 lalu. Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung juga sudah diminta untuk melakukan upaya normalisasi. Namun sayangnya, hingga kini upaya normalisasi tanggul ini belum dilakukan.
"Kewenangannya ada di BBWS, kami sudah laporkan tapi mungkin memang belum ada perbaikan," ujarnya.
Karena itu, kata dia, BPBD Kabupaten Indramayu mengingatkan kepada masyarakat setempat untuk berhati-hati dan tetap waspada. Ia mengimbau agar warga mengungsi terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman.
"Solusinya memang rumah-rumah itu harus dipindahkan," ucapnya.
Sementara menurut salah satu warga, Ade Waryono (39), kondisi kritisnya tanggul Sungai Cipanas ini sudah cukup lama. Akibatnya, ketika terjadi hujan lebat di daerah tersebut, rumah-rumah yang terletak di bantaran sungai menjadi rusak, bahkan tergerus sungai.
Masyarakat bahkan kerap ketakutan apabila terjadi hujan deras. Mereka khawatir, kondisi tanggul Sungai Cipanas semakin tergerus dan akhirnya menghancurkan pemukiman warga di sana.
"Jadi longsoran tanah tebing menggerus begitu kuat, terutama di musim penghujan," terangnya.
Ade menjelaskan akses jalan warga menuju kampung tetangga ke Sukatani kini hanya tersisa 30 sentimeter saja. Padahal, sebelumnya jalan itu bisa dilalui oleh kendaraan roda empat. Selain itu, longsoran tebing sungai juga menggerus lahan kebun dan sawah milik warga.
Saking parahnya kondisi tanggul Sungai Cipanas yang menjadi pembatas antara Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Sumedang tersebut, mengakibatkan longsoran tanah itu sekilas membentuk daratan baru di seberang sungai, yang kini sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Sumedang. "Sudah sejak lama tebing tanggul itu terus tergerus," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rizal Dani |