Yuyung Abdi Sosok Fotografer yang Sayang Istri

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Saya kaget. Selasa (16/2/2021) tepat pukul 09.49 sewaktu sarapan santai sambil minum hot coffe latte saya menyempatkan melihat update status WA di smartphone saya.
Ada status JP Yuyung (nama kontak yang saya simpan) di HP saya, 4 menit yang lalu menulis:
Advertisement
innalillahiwainnaillaihirojiun Saya istrinya Yuyung abdi Meminta maaf atas kesalahan beliau selama ini Mas Yuyung meninggal dunia jam 9.00.
Setelah membaca saya konfirmasi langsung dengan mereply status tersebut. Tetapi sampai saya menulis ini belum mendapatkan balasan.
Saya juga melihat info di beberapa WhatsApp Grup (WAG) handphone sudah penuh dengan berita yang sama. Mas Yuyung Abdi telah meninggal dunia.
Sebelumnya, pada 10 Februari 2021 Bunda Nani Wiajaya sempat WA saya mengabarkan "Mari berdoa buat kesembuhan mas YUYUNG ABDI (Fotografer JP) yang kini sedang kritis di ICU-Covid RS Unair Sby. Semoga dia dikaruniai Allah SWT kekuatan utk melewati masa kritisnya. Amin2 YRA dan kita mengajak teman-teman yang lain untuk mendoakan Mas Yuyung agar bangkit dan sembuh melawan Covid-19."
Selamat jalan Mas Yuyung Abdi seorang fotografer yang memiliki gelar Doktor dari Unair.
Sebelumnya, memang saya dan Mas Yuyung Abdi sama-sama bekerja di Jawa Pos Koran. Kami dekat sekali, sering terlibat dalam satu proyek di Jawa Pos dalam membranding kepala daerah dan kabupaten maupun kota di negeri ini.
Banyak kenangan yang tidak mungkin saya lupakan. Bayangkan, saat itu hampir semua kepala daerah ketika minta dibranding oleh Jawa Pos mereka merequest pada saya.
"Mas Kia tolong nanti pas ambil foto-fotonya fotografernya Yuyung Abdi ya."
Padahal, banyak kepala daerah tersebut mereka tidak tahu Yuyung Abdi itu yang mana, mereka hanya tahu selama ini dari humas, kalau fotografer terbaik Jawa Pos ada, namanya Yuyung Abdi.
Sehingga saya sering bertentangan dengan redaktur bagian foto yang nggak terima kalau Yuyung Abdi terus yang diminta karena bagi redaktur nanti fotograger lain mereka nggak punya kesempatan dan pengalaman, tetapi karena permintaan klien adalah Yuyung Abdi, mau gimana lagi? kalau nggak jadi, proyek bisa batal.
Sering kami roadshow 1 mobil non stop ke berbagai daerah khususnya di Jawa Timur yang minta dibranding di Jawa Pos saat itu.
Nah, anehnya satu lagi, setiap kita roadshow untuk pengambilan gambar dan beritanya, apabila sudah deal dari daerah minta Mas Yuyung, almarhum selalu memberikan syarat kepada saya, "Mas Kia seperti biasa saya ajak istri saya."
Jadi, di manapun kapanpun saya tandem sama Mas Yuyung untuk membranding daerah, almarhum selalu mengajak istri tercintanya yaitu Mbak Vika kami memanggilnya.
Dalam 1 mobil ada saya, jurnalis yang berganti-ganti, driver dan Mas Yuyung sama Mbak Vika.
Saya pernah bertanya kepada Mas Yuyung, lo mas kenapa selalu ajak Mbak Vika setiap kita roadshow?
"Istri saya ini saya ajak banyak manfaatnya, yang pertama dia sebagai asisten saya yang membantu menyiapkan mulai dari sebelum berangkat sampai di lapangan nanti yang menyiapkan dan memastikan semua peralatan saya terbawa, kedua bisa jadi model saya juga, ketiga saya tidak ingin kehilangan dia dan terakhir supaya bisa sekalian rekreasi bersama-sama terus di manapun kapanpun. Dia banyak berjasa kepada saya dan satu-satunya orang yang paling setia menemani saya apa adanya dan selalu mensupport saya baik saat saya dibawa maupun diatas," ucapnya kala itu.
Banyak pelajaran ilmu yang saya dapat dari senior almarhum Yuyung Abdi ini
Selamat jalan Mas Yuyung Abdi, semoga husnul khotimah dan syahid karena berpulang di masa pandemi Covid-19. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Satria Bagus |