Aliansi Wartawan Surabaya Bedah Peran Media dalam Penanganan Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Aliansi Wartawan Surabaya (AWS) menggelar webinar bertajuk 'Peran Media Dalam Penanganan Pandemi Covid-19' secara virtual dan disiarkan secara langsung oleh YouTube Suara Sidoarjo, Rabu (17/2/2021).
Hadir sebagai narasumber, Ketua Satgas Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi, Ketua Aliansi Wartawan Surabaya Martudji, Ketua Perhimpunan Dokter NU Surabaya dr Sukma Sahadewa dan Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unesa, Awang Darmawan.
Advertisement
Martudji mengatakan, media massa selama pandemi harus tetap melakukan tugas jurnalistik. Yakni memberikan informasi sesuai Undang-undang Keterbukaan Informasi.
"Hak masyarakat untuk tahu harus terpenuhi," terangnya.
Namun dalam kondisi darurat, wartawan bisa memperoleh berita asalkan tetap sesuai kode etik jurnalistik. Misal dalam situasi bencana, wartawan bisa mencari informasi melalui saluran ponsel saja tanpa perlu turun ke lapangan demi keselamatan. Seperti saat awal Covid-19 merebak.
"Itulah tuntutan profesi yang harus kita emban," imbuh jurnalis senior tersebut.
Tudji menambahkan, saat pertama Jatim memulangkan mahasiswa dari Wuhan, ia mulai mengikuti isu perkembangan dan penanganan Covid-19 di Grahadi sebagai pos utama Gugus Tugas dan pusat data.
"Apa yang disampaikan oleh pemerintah lalu kita sampaikan dalam bentuk berita," tandasnya.
Selain itu, dari beberapa teori dan fakta di lapangan, jelas Martudji, wartawan juga harus mengikuti prosedural seperti mentaati protokol kesehatan.
Oleh sebab itu, jelas pria yang akrab disapa Tudji ini, Hari Pers Nasional 2021 menjadi tolak kebangkitan dari pandemi. Peran serta media massa bahkan sangat diapresiasi oleh presiden.
"Tantangannya memang tidak mudah, namun bisa disiasati dengan tetap menjaga protokol kesehatan," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, dr Joni Wahyuhadi menjelaskan, Satgas Covid-19 Jatim selalu transparan dalam memberikan informasi mengenai data Covid-19 kepada media.
"Semua informasi yang masuk ke kita, kita sampaikan kepada media mulai press conference. Saat kasus menurun kita lebih menyampaikan lewat data," kata Direktur Utama RSUD dr Soetomo tersebut.
"Yang kita sampaikan apa adanya, seluruh kasus yang ada. Namun tidak semua proses pengendalian bisa kita sampaikan seluruhnya karena begitu banyaknya," tambah Joni.
Satgas Covid-19 biasanya mulai menyebarkan data perkembangan kasus Covid-19 setiap pukul setengah empat sore. Menurutnya, media telah menjadi partner yang bergandengan dengan Gugus Tugas.
"Tidak ada yang kita sembunyikan," ucapnya.
Joni menyampaikan, saat ini Pemprov Jatim juga tengah mempersiapkan vaksinasi untuk wartawan.
"Mungkin nanti yang sudah tercatat akan kita screening dulu," imbuhnya.
Pada momen tersebut, dr Sukma turut angkat bicara. Ia mengatakan, sejauh ini media memiliki peran penting.
Karena semua informasi dari pemangku kebijakan yang diterima media harus diteruskan kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Koordinator Satgas Penanganan Covid-19 di NU ini menambahkan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah sebagai upaya memberikan penyelamatan bagi warga dibantu oleh teman-teman wartawan. Misal, edukasi tentang penggunaan disinfectant secara benar.
"Saya terima kasih media menjadi salah satu tombak utama untuk menyebarkan informasi dan menjadi rujukan bagi masyarakat saat tidak bisa ke luar rumah di masa pandemi," kata dr Sukma.
Awang Darmawan mengungkapkan, saat pandemi ini, media memiliki peran melakukan komunikasi tentang kesehatan publik. Yaitu komunikasi risiko atau memiliki tanggungjawab sosial menyampaikan penanganan kepada publik dan komunikasi krisis dalam kondisi ketidakpastian atas kondisi ekonomi, politik dan sosial.
Komunikasi krisis sendiri terdiri dari tiga unsur yaitu kecepatan informasi, transparansi informasi dari pemerintah dan menjaga pemberitaan berhubungan dengan konsistensi informasi.
"Ketika tiga unsur ini sampai kepada masyarakat saat mereka mengalami ketidakpastian, ini akan bisa menekan kecemasan dan ketidakpastian," ujar Awang.
Ia menegaskan, jurnalis harus tetap mengutamakan informasi kesehatan publik.
"Yang paling tetap harus diutamakan adalah informasi tentang kesehatan publik karena saat ini publik mengalami ketidakpastian dalam masa pandemi ini," ucapnya saat webinar yang digelar oleh Aliansi Wartawan Surabaya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |