Peristiwa Daerah

Dinkes Sleman Kendalikan DBD dengan Basis Wolbachia Si Woolly Nyaman

Rabu, 17 Februari 2021 - 17:42 | 32.81k
Bupati Sleman Sri Purnomo (paling kanan) dan Kepala Dinkes Pemkab Sleman, Joko Hastaryo (dua dari kanan) saat peluncuran Program Wolbachia Si Woolly Nyaman. (FOTO: Pemkab Sleman for TIMES Indonesia)
Bupati Sleman Sri Purnomo (paling kanan) dan Kepala Dinkes Pemkab Sleman, Joko Hastaryo (dua dari kanan) saat peluncuran Program Wolbachia Si Woolly Nyaman. (FOTO: Pemkab Sleman for TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Di tengah pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sleman (Dinkes Sleman) masih terus berupaya melakukan langkah strategis dalam menangani penyakit menular. Seperti, pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Nah, untuk menyukseskan hal tersebut Dinkes Sleman bekerjasama dengan Yayasan Tahija dan World Mosquito Program meluncurkan Pemkab Sleman Kick Off Si Wolly Nyaman atau Si Wolbachia, Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman.

Advertisement

Secara resmi, peluncuran program ini dilakukan oleh Bupati Sleman, Sri Purnomo dengan ditandai penyerahan bibit nyamuk yang telah diberikan bakteri Wolbachia kepada Kepala Dinkes Pemkab Sleman, dr Joko Hastaryo M. Kes di Smart room Kantor Dinas Kominfo Sleman. Nantinya, program ini akan menyasar 13 Kapanewon, 21 Puskesmas, 39 Kalurahan se-Kabupaten Sleman.

Kepala Dinkes Pemkab Sleman, Joko Hastaryo mengatakan peluncuran program tersebut di Kabupaten Sleman merupakan salah satu upaya mengendalikan jumlah DBD di Sleman.

Pemkab Sleman a

“Ini (program Si Wolly Nyaman) merupakan upaya dalam pengendalian DBD. Sebelumnya juga telah banyak upaya yang dilakukan Pemkab Sleman seperti membentuk Pokjanal dan juga upaya lainnya,” kata Joko Hastaryo.

Joko menyebut, adanya kenaikan jumlah kasus DBD di Kabupaten Sleman pada tahun 2020 yaitu sebanyak 810 kasus. Angka tersebut mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding pada tahun 2019 yaitu sejumlah 728.

Adanya kenaikan jumlah kasus DBD ini, memerlukan penerapan teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Alasannya, secara ilmiah penerapan program tersebut telah menunjukkan hasil yang baik dalam percobaannya. Wolbachia sendiri dinilai efektif dalam menurunkan penularan virus dengue.

Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi mengatakan, Wolbachia ini terbukti menurunkan 77 persen kasus DBD dari hasil efikasi di Kota Yogyakarta.

“Sleman akan menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini. Jadi bukan hanya untuk menekan kasus, tapi juga implementasi dan kita harapkan menjadi role model bagi wilayah lain,” kata Trihadi Saptoadi.

Sementara itu, perwakilan dari WMP sekaligus akademisi dari FKKMK UGM, Riris Andono Ahmad mengatakan, selain memiliki kemanjuran sebesar 77 persen, teknologi program Wolbachia tersebut dinilai aman dan ramah lingkungan serta mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sleman Sri Purnomo berkesempatan untuk melakukan simulasi bagaimana metode Wolbachia tersebut diimplementasikan. Perlu diketahui metode ini diimplementasikan di masyarakat dengan meletakkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di rumah warga dan dibiarkan untuk berkembangbiak menjadi nyamuk dewasa.

Selanjutnya, nyamuk dengan Wolbachia tersebut akan melakukan perkawinan dengan nyamuk lokal, sehingga keturunannya menjadi nyamuk dengan Wolbachia.

Bupati Sleman Sri Purnomo menyampaikan berbagai tantangan di bidang kesehatan selain Covid-19 masih ada di sekitar kita, seperti kurang gizi hingga penyakit infeksi. Namun, penelitian dari tim riset World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta telah menemukan teknologi Wolbachia untuk menurunkan angka kasus demam berdarah dengue (DBD). Keberhasilan ini tentunya membuka harapan baru untuk pengendalian penyakit DBD.

Ia mengapresiasi peluncuran program Si Wolly Nyaman. Dengan adanya inovasi pengendalian DBD oleh Dinkes Sleman tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang efektif dan dapat menghindarkan masyarakat dari kasus DBD. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES