Peristiwa Daerah

Kisah Kades di Banjarnegara Sukses Budidaya Ikan Konsumsi

Jumat, 19 Februari 2021 - 12:22 | 163.40k
Kolam milik Karpi, pembudidaya ikan di daerah pegunungan Banjarnegara Utara. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Kolam milik Karpi, pembudidaya ikan di daerah pegunungan Banjarnegara Utara. (FOTO: Muchlas Hamidi/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pandemi virus Corona atau Covid-19  memang membuat resah  para pelaku UMKM di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Terlebih mereka, yang hanya mengandalkan pemasaran konvensional. Tidak sedikit dari mereka, terus - terusan merugi  dan memilih menghentikan usahanya.

Advertisement

Budidaya Ikan Konsumsi 2

Namun sebaliknya,  ada juga yang merasakan, di saat pandemik ini, malah pesanan meningkat. Setidaknya, ini dialami Karpi, Kades Sirukun Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Karpi yang mengaku sudah tiga tahun bergelut di dunia budidaya ikan air tawar merasakan ada peningkatan pemesan ikan. Baik konsumsi maupun bibit (anakan).

Terutama ikan hias jenis Komet, mengalami banjir pesanan. Sayangnya masih terbatas permodalan, sehingga order tersebut belum dapat terpenuhi.

Karpi yang tinggal di Kampung Bedana  RT 01/RW 02 melayani sesuai kemampuan yang ada. "Kita dapat 'langgeng' saja syukur alhamdulillah. Ke depan, mudah - mudahan kita dapat menjalin kerja sama dengan pemodal di Kalibening," katanya saat berbincang - bincang dengan TIMES Indonesia, Kamis malam (18/2/2021).

Budidaya Ikan Konsumsi 3

Dalam usahanya, Karpi mengaku tidak sendirian. Di desanya, ada dua kelompok pembudidaya ikan yang eksis hingga saat ini. Jumlah anggotanya sebanyak 42 orang.

"Ya kami di sini mengawali, karena kami berada di daerah pegunungan mas. Hanya saja sumber air di sini cukup baik, sehingga tanah sawahpun dapat disulap menjadi kolam ikan," katanya.

Kita kembangkan Minapadi,  tumpang sari antara padi dan kolam ikan. "Alhamdulilah hasilnya cukup bagus dan dapat meningkatkan penghasilan para petani ikan di sini," imbuhnya.

Dijelaskan oleh Karpi, bahwa budidaya ikan diyakini salah satu jenis usaha produktif di masa pandemi  Covid-19. Secara umum,  apabila usaha kita kelola dengan serius, maka akan menghasilkan.

Seperti yang dilakukannya bersama 42 pembudidaya ikan di Sirukun. "Saat ini,  kita budidaya jenis ikan mujair, lele, wader dan belut, Alhamdulillah hasil dari penjualan ikan konsumsi ini bisa mencukupi kebutuhan keluarga dimasa pandemi Covid-19,"  Karpi menguraikan.

Satu lagi, kelompok iklan di Sirukun juga mengembangkan budidaya ikan hias jenis Komet. Ikan berbuntut panjang ini, kata Karpi, banyak peminat dari daerah Cirebon dan kota - kota besar di Indonesia.

Karena ikan ini unik, Disamping tubuhnya mungil, tapi memiliki keistimewaan, ekornya panjang dan warnanya indah dan beragam sehingga pas jika dipelihara di akuarium.

Karpi juga menyampaikan, untuk budidaya ikan konsumsi dirinya, memanfaatkan pekarangan atau lahan di sekitar rumah dengan kolam - kolam buatan berukuran sedang.

Meskipun dalam skala kecil, tambah Karpi, hasilnya dapat  mendongkrak ketahanan pangan keluarga.

Ia sebagai petani dan Kades Sirukun mempunyai obsesi,  budidaya ikan di daerah Utara Banjarnegara ini semakin berkembang. Mengingat kebutuhan  dan kualitas air di wilayahnya cukup memadai.

Yang terpenting lagi, menambah penghasilan ekonomi keluarga. "Sekarang kita sudah memiliki pasar, tinggal meningkatkan hasil produksinya," jelas Karpi.

Ia berharap, dirinya dan anggota  dapat kemudahan permodalan dari lembaga keuangan atau pemodal lainnya. Sehingga sektor perikanan di daerah Kalibening dapat maju seperti di daerah sentra ikan Banjarnegara yakni Purwonegoro dan Rakit.

"Ini obsesi kami dan anggota kelompok pembudidaya ikan di Sirukun," imbuh Karpi, Kades Sirukun, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mengakhiri perbincangan dengan TIMES Indonesia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES