Peristiwa Daerah

Keunikan Nanas Jumbo Khas Desa Sukoyuwono

Minggu, 21 Februari 2021 - 16:38 | 86.91k
Pengembangan nanas jumbo di desa Sukoyuwono. (FOTO: UNIRA Malang)
Pengembangan nanas jumbo di desa Sukoyuwono. (FOTO: UNIRA Malang)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANGDesa Sukoyuwono, Kabupaten Malang, menjadi salah satu tempat yang memajukan pertanian. Di kawasan ini banyak penduduk desa mengembangkan varietas tanaman Nanas Jumbo.

Nanas ini pertama kali ditemukan di sebuah rumah salah satu warga di Desa. Kemudian nanas jumbo dikembangkan oleh banyak warga di Dusun Sukoyuwono selama kurang lebih 5 tahun dan berkembang sampai saat ini menjadi sebuah Desa Wisata Edukasi Nanas.

Advertisement

"Awal mulanya bibit nanas tersebut oleh warga dikira bunga dikarenakan daunnya tidak berduri seperti pohon nanas biasanya," kata Saman Huri, Kasun Sukoyuwono.

Saman menyampaikan tanaman nanas yang ditemukan tersebut unik. Karena buah nanas yang dihasilkan besar mengandung banyak air dan ketika dimakan itu rasanya enak. Nanas jumbo ini termasuk varietas Cayene yang banyak berasal dari Sumatera.

Istri Kepala Desa Palaan, Sami’ani pun menambahkan buah ini pun membuat banyak diminati warga dari luar desa. Ia pun juga sempat membeli bibit yang sama dengan nanas jumbo yang tumbuh di Sukoyuwono dalam jumlah besar yang banyak dijual di Kota Kediri.

"Bibit-bibit tersebut ditanam dan dikembangkan disebuah Kebun milik Desa yang berkisar luasnya 5 hektar. Kemudian diangkat oleh Desa untuk menjadi ikon Desa Sukoyuwono," kata Samiani.

Kelebihan yang dimiliki oleh nanas jumbo ini adalah berat buah yang paling kecil ini mencapai 3 Kg. Nanas jumbo ini langka, dikarenakan pembibitannya sulit hanya bisa 3 sampai 5 bibit jika tidak dikembangbiakkan akan punah.

Untuk varietas nanas yang lain juga ditanam di kebun milik Desa seperti nanas madu, nanas Banasari hanya sebagai pelengkap varietas nanas yang ditanam. Namun pemfokusan hanya kepada pengembangan nanas Jumbo yang langka ini.

Keunikan nanas jumbo ini meski ditanam di ketinggian kurang dari 1000 meter bisa menghasilkan buah yang besar dan manis dikarenakan tekstur tanah cocok di kebun milik Desa dengan tekstur seperti tanah yang ada di sumatera yaitu tanah humus dengan ciri gembur dan menyimpan banyak cadangan air.

"Pernah lahan kebun tersebut ditanami umbi-umbian seperti singkong dan ubi jalar, namun ukuran buahnya ketika dipanen kecil tetapi ketika dimakan rasanya manis sekali," katanya.

Untuk budidaya dan perawatannya dimulai dari tanah yang akan ditanami bibit nanas dicangkul terlebih dahulu kemudian tanah yang ada rumputnya dibalik dan diberi pupuk kandang seperti kotoran sapi dan kotoran kambing.

Untuk galian tidak membentuk gundukan seperti gunung namun seperti pembibitan padi yaitu berbentuk datar dan di pinggirannya dibuatkan genangan airnya untuk menjaga tekstur tanah agar tetap basah dan gembur.

Selanjutnya ditanami bibit dengan jarak 50 cm dari tanaman dan pupuknya berjarak sekitar 20 cm agar tunas tanaman tidak membusuk.

Untuk penyiramannya masih menggunakan diesel dikarenakan masih belum ada tandon air, jika sudah datang musim kemarau maka disiram 4 hari sekali tetapi jika musim penghujan maka tidak perlu disiram.

"Hama dan penyakit pada tanaman Nanas Jumbo ini yaitu parasit dan virus yang menyebabkan tiba tiba tanaman mati," kata Samanhuri.

Ia juga menyampaikan  Tim Pengembangan Desa Edukasi Wisata Sukoyuwono berharap kedepannya pada pengembangbiakan dan peningkatan Desa Wisata Edukasi Nanas adalah tanah yang disediakan Desa seluas 5 hektar bisa tertanam full semuanya dan juga mampu tercapainya Desa Edukasi Wisata Nanas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES