Peristiwa Daerah

Bertemu Kebaya Foundation, Menag RI Gus Yaqut Teringat Sang Ibunda

Senin, 01 Maret 2021 - 17:29 | 57.71k
Foto Bersama (ki-ka) Triawan Munaf, Putri Wardhani, Nurmala Kartini Sjahrir, Sidarto Danusubroto, Gus Menteri, Eny Yaqut, Tuti Roosdiono dan Liliana Tanoesoedibjo. (Foto: Dokumentasi Kemenag).
Foto Bersama (ki-ka) Triawan Munaf, Putri Wardhani, Nurmala Kartini Sjahrir, Sidarto Danusubroto, Gus Menteri, Eny Yaqut, Tuti Roosdiono dan Liliana Tanoesoedibjo. (Foto: Dokumentasi Kemenag).
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Agama RI (Menag RI) Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menerima kedatangan Pendiri Yayasan Kebaya Warisan Indonesia (Kebaya Foundation) Tuti Roosdiono, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin (1/3/2021).

Yayasan ini bergerak dalam pelestarian dan pengembangan kebaya sebagai warisan kebudayaan Indonesia. Dan Menag menyambut baik ide pelestarian dan pengembangan kebaya.

Advertisement

"Saya optimis Indonesia selalu dapat menunjukkan keindahan dari keberagaman yang dimiliki, salah satunya melalui kebaya. Kebaya merupakan identitas perempuan Indonesia yang sangat khas," kata oenerima Indonesia’s Millennial Inspirational Figure 2020 Anugerah TIMES Indonesia (ATI) ini.

Triawan Munaf aSuasana diskusi antara Gus Menteri dengan pendiri, pelindung dan pegiat Kebaya Foundation. (Foto: Facebook Eny Yaqut)

Gus Menteri, begitu ia biasa disapa, mengungkapkan dirinya memiliki kesan tersendiri terhadap kebaya. Busana khas perempuan Indonesia tersebut kerap membuatnya terkenang sang ibunda Nyai Muhsinah Cholil Bisri.

"Saya masih mengalami (masa-masa) ibu saya memakai kebaya. Hampir setiap pagi menggulung stagen," kisah Gus Menteri yang juga didampingi sang istri Eny Yaqut.

Ia pun masih mengingat dengan jelas, bahwa pada masa kecilnya saat berada di lingkungan Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang,  ia kerap melihat kebaya digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

"Siapa pun dia, dari kelas masyarakat mana pun dan apa pun agamanya bisa mengenakan budaya. Saya kira ini juga sesuai dengan semangat moderasi beragama yang diusung Kementerian Agama, di mana salah satu cirinya adalah menghargai kearifan lokal," sambung Menag.

Menurut Menag kebaya menjadi identitas bangsa yang perlu dilestarikan. "Bahkan menariknya, kalau kita buka album-album lama, para ibu-ibu kita di Fatayat NU atau pun Aisyiah Muhammadiyah itu juga pakaiannya ya kebaya," tuturnya.

Sebelumnya Tuti Roosdiono mengungkapkan kepada Menag, berangkat dari kecintaan dirinya serta beberapa kolega terhadap kebaya serta busana daerah di Indonesia, maka terbentuklah dua yayasan, yaitu Yayasan Kebaya Warisan Indonesia dan Yayasan Busana Daerah Warisan Indonesia.

"Maksud dari yayasan-yayasan ini, kami ingin melestarikan serta mengembangkan kebaya dan busana daerah sebagai warisan Indonesia. Ke depan kami berharap bisa bekerja sama dengan Kemenag untuk memasyarakatkan kembali kebaya dan busana daerah ini," tutur Tuti.

"Misalnya dengan mengaktifkan penggunaan kebaya di pesantren-pesantren atau madrasah, atau mungkin di kegiatan bersama keagamaan," sambungnya.

Turut hadir dalam pertemuan dengan Menag RI Gus Yaqut tersebut Pelindung Kebaya Foundation Sidarto Danusubroto dan Triawan Munaf, para pegiat kebaya dan busana daerah Putri Kus Wisnu Wardani, Kartini Sjahrir, dan Liliana Hari Tanoesoedibjo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES